KPU: Situng Membantu Kita Transparan ke Masyarakat

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra (tengah)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA - Komisi Pemilihan Umum menegaskan bahwa Situng atau Sistem Informasi Penghitungan, yang bisa diakses publik di situs KPU, merupakan alat bagi masyarakat supaya dapat turut mengoreksi data hasil Pemilu 2019. Menurut Komisioner KPU Ilham Saputra, masyarakat bisa melapor saat menemui data di Situng yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

"Situng ini membantu untuk transparan kepada masyarakat, untuk kemudian masyarakat bisa mengoreksi terkait hasil pemilu yang sudah diupload ke Situng," ujar Ilham di KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa, 7 Mei 2019.

Adapun pelaporan selanjutnya menjadi salah satu masukan juga saat rapat pleno penetapan hasil pemungutan suara di setiap tingkatan daerah. Ilham menyampaikan hal itu membuat lembaga penyelenggara pemilu itu turut mengedepankan transparansi pada tahapan rekapitulasi hasil pemilu.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Situng ini membantu kita untuk transparan kepada masyarakat," ujar Ilham.

Ilham juga mengemukakan Situng juga dipuji sebagai salah satu inovasi dalam Pemilu 2019. Meskipun bukan hasil resmi, Situng tetap merupakan hasil nyata atau 'real count' yang akurasi datanya paling mendekati hasil resmi.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Kalau kita melihat (pernyataan) dari para ahli Pemilu, bahwa Situng ini cukup akurat," ujar Ilham.

Selama ini Situng banyak dikritik, utamanya oleh pendukung pasangan capres-cawapres bernomor urut 02 Prabowo-Sandi. Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno juga menyoroti kasus kesalahan entri data dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum. Oleh karena itu Sandiaga meminta situng KPU diaudit.

"Jika misalnya tidak pada satu daerah sudah terlihat sistem data entri yang terpola salah memasukkan datanya ya harus ada evaluasi. Sistem audit namanya. Dan sistem audit itu harus dihentikan dahulu, apakah ini terpola sengaja atau memang human error," ujar Sandiaga di kediamannya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2019. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya