Risma Nyoblos di Pilkada Surabaya, Puji Protokol Kesehatan di TPS

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan hak suaranya di Pilkada Surabaya
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan hak suaranya di Pilkada Surabaya, Rabu pagi, 9 Desember 2020, sekitar pukul 07.30 WIB. Risma melakukan pencoblosan di TPS 01 Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung didampingi suaminya, Djoko Sapto Adji beserta anak bungsunya, Tantri Gunarni.

Orang nomor satu di Pemkot Surabaya tersebut berjalan kaki menuju TPS yang jaraknya sekitar 500 meter dari kediamannya di Komplek Perumahan Taman Pondok Indah. Risma yang mengenakan batik coklat dan berjilbab hitam, menyapa warga di sekitar TPS.

Sampai di TPS, Risma yang membawa pulpen beserta sarung tangan pribadi menyempatkan cuci tangan, diukur suhu tubuhnya dan mengantre sejenak sebelum dipanggil namanya oleh petugas KPPS.

"Alhamdulillah lancar tadi dan di dalam panitianya semua ibu-ibu, karena RT-nya di sini perempuan," ujar Risma ditemui usai memberikan suaranya.

Wali Kota Surabaya dua periode tersebut juga mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di TPS setempat yang dinilainya rapi dan diharapkan para pemilih mengikuti aturan berlaku.

Di sisi lain, sebelum berangkat ke TPS, calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beserta istri sempat bertamu ke kediaman pribadi Risma sekaligus bersilaturahmi.

Pilkada Surabaya diikuti dua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, yaitu Eri Cahyadi-Armudji nomor urut 1 dan Machfud Arifin-Mujiaman nomor urut 2.

Pasangan nomor urut 1 diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI, serta enam partai politik nonparlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Berkunjung ke Lombok Timur, Risma Disambut Debat dengan Mahasiswa

Sedangkan, pasangan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai politik, yaitu PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai NasDem serta didukung partai nonparlemen Partai Perindo. (Ant/ase)

Penghitungan Surat Suara Pemilu 2019. (Foto ilustrasi).

Pelanggaran Netralitas ASN Diprediksi Naik 5 Kali Lipat di Pemilu 2024

Potensi pelanggaran netralitas ASN naik lima kali lipat itu dibandingkan dengan Pilkada 2020.

img_title
VIVA.co.id
11 Januari 2024