212 The Power of Love Tak Sesuai Ekspektasi?

212 The Power of Love.
Sumber :
  • Warna Pictures

VIVA – “Islam itu peace and love (damai dan cinta), rahmatan lil 'alamin. Yang radikal itu otak lo."

Catat 18 Kantong Parkir saat Munajat 212 di Monas

Dari potongan dialog dalam film 212 The Power of Love yang sempat muncul di trailer-nya itu, Anda mungkin sudah bisa menebak bahwa film ini ingin menyampaikan pesan bahwa Islam bukan cuma indah, namun juga damai dan penuh cinta.

Rahmatan lil 'alamin, artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, apalagi sesama manusia.

Penampakan Ribuan Warga di Munajat Kubro 212 yang Digelar dari Jam 3 Pagi di Monas

9 Mei 2018 menjadi tanggal dirilisnya film yang menceritakan tentang iman, cinta, dan kedamaian tersebut.

Film yang dibintangi oleh Fauzi Baadila, Humaidi Abas, Adhin Abdul Hakim, Hamas Syahid, Meyda Sefira, Asma Nadia, dan Roni Dozer ini cukup dinanti-nantikan publik Tanah Air, lantaran mengangkat kisah nyata Aksi Damai 212, atau yang juga dikenal dengan Aksi Bela Islam yang digelar pada 2 Desember 2016 silam. Kebanyakan orang pun penasaran, bagaimana jadinya jika aksi yang sangat fenomenal itu dituangkan ke dalam film.

5.734 Aparat Kawal Munajat Kubro 212 Besok, Rekayasa Lalin Diterapkan

Namun, setelah menonton 212 The Power of Love, bisa dibilang film ini ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi, tetapi bukan dalam arti negatif. Anda mungkin membayangkan film ini bakal habis-habisan mengangkat Aksi 212. Nyatanya, film ini lebih mengangkat hal-hal seputar keimanan, kedamaian, dan cinta yang universal. Dalam hal ini, cinta kepada orangtua dan Sang Pencipta.

Film bergenre drama yang disutradarai oleh Jastis Arimba ini mengisahkan cerita tentang Rahmat, seorang jurnalis di sebuah media terkenal di Indonesia. Ia digambarkan sebagai seorang pria yang dingin dan sinis.

Rahmat yang mendapat kabar bahwa sang ibu meninggal dunia, langsung pulang ke Ciamis, Jawa Barat, setelah 10 tahun ia pergi dan belum pernah satu kali pun kembali, karena persoalan di masa lalu.

Di sana, ia pun bertemu kembali dengan Yasna, sahabat kecil yang diam-diam masih ia kagumi hingga saat ini. Setelah pemakaman ibunya, Rahmat bermaksud kembali ke Jakarta, namun ia mendapat informasi bahwa ayahnya, Kyai Zainal akan melakukan longmarch bersama para santri dari Ciamis, untuk mengikuti aksi pada 2 Desember 2016 (212).

Rahmat dan sang ayah diketahui memiliki hubungan yang sangat tidak harmonis, karena di mata ayahnya, Rahmat adalah seorang pengecut yang tidak bertanggung jawab.

Rahmat lantas berupaya menggagalkan niat ayahnya, karena khawatir aksi tersebut akan memicu kerusuhan, serta menimbulkan korban jiwa seperti peristiwa aksi 1998.

Diproduksi oleh Warna Pictures, film ini juga menghadirkan artis papan atas yang juga alumni Aksi 212, yaitu Irfan Hakim, Arie Untung, Peggy Melati Sukma, Dimas Seto, Tomy Kurniawan, dan Neno Warisman. Ustaz Erick Yusuf, dan Oki Setiana Dewi juga terlibat untuk pertama kalinya sebagai produser eksekutif.

 

Berikutnya, cinta universal>>>

Aksi bela Palestina di depan Kedubes AS.

Ribuan Aparat Keamanan Jaga Aksi PA 212 dan Ormas Lain Depan Kedubes AS

Polri, terjunkan ribuan personel gabungan dalam pengamanan Aksi Gabungan Tripilar, yang terdiri beberapa ormas seperti, Front Persatuan Islam, Aqsa Working Group, PA 212.

img_title
VIVA.co.id
13 Januari 2024