Kecerdasan Buatan dan Nasib Sebuah Film

Ilustrasi kecerdasan buatan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence atau AI makin jelas manfaatnya bagi kehidupan manusia. Kecerdasan buatan ternyata diam-diam bekerja memoles film The Meg menjadi menarik penonton dunia. 

Google Launches No-cost AI Training Course for Teachers

Bagi yang sudah menonton film yang dibintangi Jason Statham itu, ada musuh sentral yakni ikan hiu raksasa 22 meter, yang disebut Megalodon. Nah, ternyata, tampilan mengerikan dan buasnya Megalodon dalam film tersebut hasil dari teknologi kecerdasan buatan Intel dan mitranya. 

Perusahaan teknologi komputer, Intel, mengaku sebagai otak di balik ikan hiu raksasa yang menjadi salah satu 'aktor' film The Meg. Intel menggunakan hardware kecerdasan buatan bernama 2500 Xeon Scalable.

Ketua PD Parfi Bali Lenny Hartono Ingin Industri Film Semakin Maju

Intel dibantu perusahaan efek visual, Scanline VFX, menggunakan software Zifa VFX, untuk membuat ikan raksasa tersebut. 

Kepala Pemasaran Kecerdasan Buatan Intel, Julie Choi, dikutip dari Venture Beat mengaku timnya bekerja keras dengan tenaga dan pikiran yang luar biasa serta memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menghidupkan hiu purba itu ke layar lebar.  

840 Ribu Orang Indonesia akan Digembleng

Hasilnya memang tak diduga, teknologi intel membantu ikan hiu tersebut bergerak di air serta menggerakkan otot serta kulitnya, terlihat buas dan nyatanya. 

Intel menyatakan, teknologi AI membuat makhluk lebih detail dan grafis yang lebih nyata. Sambil menghemat waktu, cara ini juga membantu meningkatkan seni pembuatan film dan pengalaman penonton. 

Scanline dengan Ziva juga membutuhkan kepastian untuk gerakan saat di lautan dan latar cairan yang realistis. Penonton dunia pun tak menduga film The Meg bakal mencuri perhatian di bioskop belahan dunia. 

Sukses Megalodon membuktikan sentuhan kecerdasan buatan membuat polesan film makin menarik dan memanjakan mata penonton. Namun, bisa dilihat, sentuhan kecerdasan buatan pada film tak hanya membuat efek visual yang luar biasa. Kecerdasan buatan ternyata menawarkan sudut pandang lain untuk membangun film yang berbeda. 

Kecerdasan buatan nyatanya menawarkan efisiensi dalam proses pembuatan film. Dan lebih jauh, kecerdasan buatan bisa memprediksi dan memproyeksi film apa yang bakal meledak dan masuk deretan film populer.

Startup ScriptBook misalnya, bisa menjamin sebuah film bakal sukses atau gagal. Perusahaan rintisan asal Belgia itu bukan asal memproyeksikan sebuah film.

ScriptBook menggunakan teknologi kecerdasan buatan miliknya untuk memelototi nasib sebuah film di masa depan. Startup ini punya alat yang menganalisis teks skenario, sampai meramalkan keuangan film. 

ScriptBook bahkan menyindir Sony Pictures yang beberapa filmnya tak laku. perusahaan rintisan ini mengatakan, jika saja Sony Pictures memakai algoritma kecerdasan buatan milik ScriptBook, perusahaan asal Jepang itu bisa menghemat uang dari 2015 hingga 2017.

Dikutip dari Variety, pendiri ScriptBook, Nadira Azermai, mengatakan, teknologi bisa membantu melihat nasib film di masa depan. Azermai menambahkan, startup miliknya bekerja dengan menganalisis skenario dan secara retroaktif mengidentifikasi 22 dari 32 film keluaran Sony Pictures gagal meraup untung. 

"Jika Sony menggunakan sistem kami, mereka bisa menghilangkan 22 film yang gagal secara finansial," ujar Azermai.

The Meg

Sistem kerja kecerdasan buatan ScriptBook yakni mengunggah file PDF dari sebuah skenario film ke dalam sistem berbasis komputasi awan mereka. Lima menit kemudian, ScriptBook akan menerima analisis terperinci proyek film yang dimaksud.

Sistem dalam sekejap akan memprediksi peringkat Motion Picture Association of America (MPAA), menganalisis karakter film, memprediksi target audiensi, termasuk jenis kelamin dan ras, juga bisa menakar keseimbangan gender.

Dan yang terpenting, sistem akan memprediksi box office. Analisis sistem ScriptBook untuk meloloskan skrip sebuah film layak atau tidak, disebutkan tingkat keberhasilannya mencapai 84 persen, tiga kali lebih besar dari tingkat akurasi manusia.

Distributor film sebenarnya diuntungkan dengan sistem kecerdasan buatan mereka, dengan efisiensi dalam proses produksi film.

IKN Nusantara.

BIN Shows Commitment to Maintain Security of IKN Nusantara

cooperation between BIN and IKN Nusantara is needed to face complex changes in the environment, both at the global and regional levels.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024