Asa di Tengah Suramnya Penjualan Otomotif

Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Berbeda dengan zaman dulu, saat ini banyak yang beranggapan bahwa kendaraan sudah tidak bisa lagi dikategorikan sebagai kebutuhan tersier. Kepemilikan kendaraan pribadi tampaknya sudah menjadi wajib hukumnya bagi mereka yang tinggal dan bekerja di perkotaan.

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Masih rendahnya sarana transportasi umum yang tersedia makin membuat permintaan akan kendaraan pribadi menjadi meningkat. Lihat saja bagaimana masyarakat berbondong-bondong memenuhi semua ekshibisi bertema otomotif yang digelar di berbagai tempat.

Namun ternyata, pertumbuhan penjualan sektor otomotif di Indonesia saat ini jauh dari titik ideal. Sejak pemerintah memberlakukan aturan baru mengenai subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium akhir 2014 lalu, tampak penurunan yang sangat tajam dalam hal penjualan mobil dan motor.

Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan

Jika dibandingkan, pada 2014 lalu, penjualan mobil yang tercatat oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencapai 1,2 juta unit. Dari data tersebut, penjualan di kuartal pertama 2014 tercatat lebih dari 100 ribu unit setiap bulannya.

Angka ini sangat kontras dengan yang terjadi pada 2015, dimana mulai Januari hingga April, penjualan mobil sama sekali tidak menyentuh angka 100 ribu unit. Dan yang lebih parah lagi, penjualan pada April 2015 adalah yang paling rendah selama tiga tahun belakangan ini.

Jok Khusus Penyandang Disabilitas Ini Seharga Mobil

Penurunan penjualan ini memang sudah tampak sejak akhir 2014 lalu, dimana pada November hingga Desember, unit yang berhasil dijual hanya berkisar di angka 90 ribu unit. Selain naiknya harga BBM, banyak konsumen yang menunda membeli kendaraan, dan memilih untuk mengalokasikan dana ke kebutuhan lain.

Alhasil, meski produsen gencar meluncurkan beberapa produk baru pada kuartal pertama 2015, peningkatan penjualan masih belum tercapai seperti yang diharapkan. Bahkan pada April 2015 lalu, Mitsubishi Motor Corporation (MMC) mengganti pemimpin PT Kramayudha Tiga Berlian (KTB), selaku pemegang mereka Mitsubishi di Indonesia, dengan Hisashi Ishimaki. Pria asal Jepang ini akan menjabat sebagai President Director PT KTB.

Penggantian nakhoda ini dilakukan MMC untuk memperbaiki penjualan Mitsubishi di pasar otomotif nasional, yang kini sedang menurun grafiknya.

Pemerintah turun tangan

Lesunya penjualan kendaraan bermotor beberapa bulan ini ternyata juga mendapat perhatian dari pemerintah. Melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, pemerintah berencana mengubah kebijakan besaran uang muka atau down payment (DP) yang digunakan untuk membeli kendaraan dengan sistem kredit.

Meski hingga saat ini penurunan besaran uang muka masih dalam proses perumusan, namun berita tersebut sudah mulai mendapat tanggapan positif dari para pelaku bisnis otomotif.

"Semoga hal itu dapat membantu peningkatan penjualan kendaraan bermotor. Karena seperti yang saya bilang sebelumnya, penurunan yang terjadi tahun ini ya karena adanya penurunan daya beli. Faktornya ya seperti bahan makanan yang naik, gas dan listrik juga naik," ujar Assistant General Manager Marketing PT YIMM , Mohammad Masykur.

Hal senada disampaikan Indriani Hadiwidjaja. Head of Datsun Indonesia ini mengatakan, meski belum resmi diputuskan, namun cara tersebut dinilai akan memberikan akses kepada masyarakat di Indonesia untuk mendapatkan mobil.

“Bagi kami ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek), ini sangat positif. Sangat dimudahkan (konsumen) membeli mobil, kalau memang regulasi ini jadi dijalankan,” kata Indriani.

Namun menurut Direktur Marketing Astra Daihatsu, Amelia Tjandra, apabila batasan uang muka diturunkan, hal itu belum tentu bisa otomatis meningkatkan penjualan. Ia menyatakan, beberapa faktor penting yang dapat memengaruhi penjualan, antara lain daya beli, kondisi ekonomi, dan politik yang kondusif.

"DP ringan pun kalau tidak mampu, atau tidak ada daya belinya, ya jadi tidak bisa beli mobil," ucap Amelia.

Andalkan momen pertengahan tahun

Untuk menyiasati anjloknya penjualan, produsen otomotif biasanya memanfaatkan momen-momen khusus seperti hari raya dan pameran berskala besar. Salah satu acara yang saat ini dimanfaatkan oleh mereka adalah Jakarta Fair 2015, atau yang biasa dikenal dengan nama Pekan Raja Jakarta (PRJ).

Dalam pameran yang digelar mulai 29 Mei hingga 5 Juli 2015 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, ini, berbagai diler mobil dan motor menawarkan promo berupa potongan harga dan berbagai hadiah langsung kepada para pengunjung.

Berbeda dengan gelaran yang sama tahun lalu, pada PRJ 2015 ini target serta potongan harga yang diberikan ATPM lebih rendah. Contohnya Yamaha, yang saat ini memasang target penjualan lebih rendah 1000 unit dibanding tahun lalu.

Produsen mobil seperti Toyota dan Suzuki juga memberi potongan harga yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu di kisaran Rp5 juta hingga Rp20 juta.

Produsen yang memberi potongan harga atau diskon paling besar adalah Chevrolet, yang baru-baru ini menutup pabrik mereka di Indonesia. Di PRJ Kemayoran, Chevrolet memberi potongan harga hingga Rp32 juta untuk pembelian tipe Captiva 2.4 bertransmisi otomatis.

Selain PRJ, produsen juga tengah menyiapkan strategi terkait libur Lebaran. Seperti yang kita ketahui, momen libur Lebaran banyak dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di kota besar untuk pulang kampung. Salah satu tradisi yang dilakukan saat pulang kampung adalah datang dengan membawa kendaraan baru, baik itu motor maupun mobil.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Marketing PT Astra Honda Motor (AHM), Margono Tanuwijaya, mengatakan bahwa momen libur Lebaran ini akan menjadi berkah bagi mereka. Penyebabnya adalah banyak yang memanfaatkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) untuk membeli kendaraan.

“Biasanya menjelang Lebaran akan ada kenaikan penjualan, jadi untuk tahun ini, mungkin akan sama juga (seperti tahun lalu)," ujar Margono.

Ia juga optimis, jika Honda bakal mengalami kenaikan penjualan hingga 15 persen. “Mungkin tahun ini akan lebih sedikit (dari tahun lalu)," ujarnya.


Promo servis

Momen ini juga dimanfaatkan oleh beberapa ATPM untuk meraup keuntungan dari penjualan suku cadang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, produsen kendaraan akan mengadakan promo khusus untuk jasa servis dan penggantian suku cadang.

Salah satunya adalah PT Toyota Astra Motor (TAM), yang memberikan penawaran servis bagi kendaraan dalam bentuk paket. Diskon biaya jasa servis antara lain berupa potongan harga 15 persen untuk kendaraan dengan jarak tempuh kurang dari 100 ribu kilometer (km), serta 25 persen untuk kendaraan dengan jarak tempuh sama atau lebih besar dari 100 ribu km.

Selain diskon biaya jasa servis, diskon lain yang diberikan adalah potongan harga 10 persen untuk oli dan lima persen untuk aki mobil.

PT Nissan Motor Indonesia (NMI) juga sudah mulai menggelar promo menjelang Ramadhan. Untuk mengantisipasi membludaknya mobil yang masuk servis, Nissan membagi promo menjadi dua tahap, yakni periode pertama mulai 1 hingga 10 Juni 2015 dan periode kedua mulai 11 hingga 30 Juni 2015.

Pada periode pertama, untuk setiap mobil Nissan dan Datsun dengan jarak tempuh mencapai lebih dari 100 ribu km, maka akan diberikan potongan harga suku cadang sebesar 25 persen. Jika jarak termpuhnya kurang dari 100 ribu km, maka potongan yang didapat hanya 15 persen.

Konsumen Nissan dan Datsun yang hendak melakukan servis pada periode kedua akan mendapatkan potongan harga 10 persen untuk pembelian suku cadang, tanpa ada perbedaan jarak tempuh.

Mobil bekas dan rental

Libur panjang dalam rangka merayakan Lebaran tidak hanya menjadi berkah untuk produsen mobil saja, akan tetapi juga meluas hingga ke penyedia kendaraan bekas pakai. Menurut Senior Manager Marketing Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, mobil bekas yang kini masih menjadi primadona jelang lebaran adalah Avanza dan Xenia.

“Sudah naik, menurut grafik naik terus, terutama untuk penjualan di beberapa daerah. Tidak hanya Jakarta yang naik, tapi juga daerah luar Jakarta,” ujarnya.

Herjanto mengatakan, jika kenaikan rata-rata penjualan mobil bekas sekitar 15 persen dan diperkirakan akan terus naik sampai mendekati lebaran.

“Lebaran itu bulan Juli, jadi mungkin akan naik lagi, terlebih saat ini kita belum memasuki puasa (Ramadan), karena penjualan menjelang lebaran biasanya akan terus mengalami peningkatan,” jelasnya

Untuk menarik minat konsumen, ia bersama para penjual mobil bekas di Indonesia terus menggelar promo, seperti cashback, diskon, dan sistem kredit dengan angsuran ringan.

Selain pedagang mobil bekas, jenis usaha yang juga mengalami kenaikan permintaan adalah jasa penyewaan kendaraan atau rental. Untuk memudahkan konsumen, para pemilik rental menawarkan sistem paket Lebaran, dengan lama sewa selama 10 hari.

“Apabila hari biasa itu sekitar 300 mobil, kalau Lebaran itu bisa sampai 600 mobil yang disewa. Kami biasanya tidak melayani penyewaan kurang dari 10 hari, seminggu pun kami tidak melayani, hanya ada paket yang 10 hari,” ungkap salah satu pemilik usaha rental mobil, Jajang.

Selain memberi syarat yang mudah, pihak penyewa juga menjamin mesin mobil dalam keadaan sehat, karena sebelum digunakan oleh konsumen, penyedia jasa rental telah melakukan pengecekan terhadap mesin mobil.

“Kami selalu melakukan pengecekan terhadap mesin mobil di bengkel resmi mobil yang digunakan, sehingga tidak sembarangan membawa mobil ke tempat servis,” ujar Jajang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya