Ketika Tradisi Mudik Lebaran Dimulai

12 Terminal di Jakarta Siap Hadapi Mudik Lebaran
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Masuk hari kedelapan menjelang Lebaran, para pemudik mulai membanjiri beberapa jalan utama penghubung antarkota di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Mudik 2015, Pengguna Angkutan Jalan Turun 10 Persen

Meskipun pemerintah terus manambah dan membangun infrastruktur penunjang, seperti jalan dan lainnya, terus meningkatnya jumlah masyarakat yang ingin pulang kampung menjadi tantangan tersendiri.

Jika menelisik pada sejarah, momentum pulang kampung atau mudik merupakan fenomena dunia yang hanya terjadi di Indonesia. Terlebih lagi pergeseran manusia yang terjadi sangatlah masif, mengingat Indonesia memiliki jumlah Muslim terbesar di dunia saat ini. 
Mobil Pemudik Terbalik Masuk Tambak

Ada beberapa hal yang menjadi alasan tradisi mudik tetap dipertahankan hingga saat ini. Sebagian orang menganggapnya sederhana, tradisi pulang kampung setahun sekali ini dilakukan untuk mencari berkah dengan bersilaturahmi kepada orang tua, keluarga, dan kerabat lainnya di kampung halaman. 
Arus Balik di Tanjung Perak Diprediksi Sampai H+30

Tradisi ini juga dianggap sebagai salah satu sarana pengingat, mengapa seseorang merantau ke kota lain khususnya ibu kota. Terlepas ada pula yang menjadikan ajang ini sebagai momentum untuk 'memamerkan' keberhasilan yang telah didapatkannya ketika merantau. 

Dengan berbagai alasan tersebut, tentunya segala persiapan dilakukan secara maksimal oleh para pemudik. Pemerintah sebagai pengelola negara pun tidak lepas tangan untuk memastikan tradisi ini berjalan dengan lancar. 

Harus diakui bahwa pemerintah sangat serius setiap tahunnya untuk memperbaiki fasilitas yang digunakan masyarakat untuk menjalankan tradisi ini. Mulai dari pembenahan pelayanan angkutan umum, perbaikan dan penambahan infrastruktur jalan, serta fasilitas pendukung lainnya. 

Tidak hanya sarana transportasi, hal lain yang menjadi sorotan pada masa Lebaran ini adalah ketersediaan pangan. Seperti halnya mudik, kenaikan bahan pangan menjadi tradisi lainnya yang harus dihadapi Presiden Joko Widodo, di tahun pertama menjalankan pemerintahan.

Pada tahun ini, pengguna angkutan umum untuk mudik diperkirakan turun, khususnya angkutan darat, moda transportasi bus. Mantan Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda), Eka Sari Lorena Soerbakti memperkirakan penumpang bus antarkota turun sekitar 20-30 persen dari tahun lalu.  

Pelemahan ekonomi Indonesia, menurut Eka Sari, menjadi alasan mengapa terjadi penurunan penumpang bus. Menggunakan kendaraan pribadi dinilai lebih efisien ketimbang menggunakan transportasi umum. 

"Sedangkan pengguna kendaraan umum yang biasanya naik kelas eksekutif jadi naik kelas ekonomi," ujarnya beberapa waktu lalu. 

Segala upaya dilakukan pemerintah untuk membuat para pemudik menggunakan transportasi umum.

Sementara itu, mudik gratis bagi pengguna motor pun diadakan Kementerian Perhubungan. Tahun ini, sebanyak 25 ribu sepeda motor ditargetkan bisa diangkut secara gratis ke berbagai kota tujuan mudik. 

Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, optimistis dengan segala upaya yang dilakukan, pada tahun ini pengguna angkutan umum akan meningkat. Khususnya untuk transportasi udara dan laut, masing-masing tiga dan dua persen. 

Namun, untuk transportasi darat, dia mengakui, diperkirakan turun dua persen. Tapi, angkutan kereta api diperkirakan jumlah penumpangnya tahun ini meningkat.

"Pengguna kereta api itu naik sembilan persen dari tahun lalu, ini bagus sekali," kata mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu usai meninjau aktivitas mudik di stasiun Kereta Api Senin, Selasa 7 Juli 2015. 

Selain mendorong penggunaan angkutan umum, di sisi lain, pemerintah terus memperbaiki dan mengoperasikan infrastruktur jalur baru mudik tahun ini. Salah satunya dengan dibukanya beberapa ruas jalan tol baru, sebagai solusi dari permasalahan kepadatan arus mudik tiap tahunnya. 

Tantangannya, fasilitas yang belum memadai di jalur baru tersebut, harus diantisipasi secara serius oleh pemerintah. Sebab, berisiko meningkatkan kecelakaan mudik pada musim Lebaran tahun ini. 
Pemudik yang mengendarai sepeda motor.

Masa Lebaran 2015, Jumlah Kecelakaan Turun 21 Persen

Menurutnya, tantangan besar untuk menurunkan angka kecelakaan.

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2015