VIVA.co.id – Tahun ini memang cukup banyak isu dan permasalahan yang mewarnai industri telekomunikasi dan teknologi. Telekomunikasi pun menegaskan diri untuk menjadi bagian dari teknologi, seiring dengan pengguna seluler yang semakin candu dengan data dan digital.
Teknologi Internet of Things dipercaya akan menjadi hasil dari perpaduan telekomunikasi dan teknologi. Saat itu, jaringan telekomunikasi akan menjembatani semua perangkat yang ada, sehingga bisa saling terhubung dan memiliki koneksi internet. Di saat yang bersamaan, ancaman hacker pun semakin tak terbendung.
Peneliti dari Forrester Research menyebut, serangan distributed denial of service (DDoS) merupakan yang paling popular digunakan oleh hacker. Tahun depan, serangan ini akan semakin besar, bahkan bisa melumpuhkan jaringan selama berjam-jam. Padahal, dalam sejarahnya, serangan DDoS memiliki tingkatan yang kecil. Sebanyak 93 persen dari total serangan DDoS sampai tahun ini, ukurannya hanya mencapai 1 Gbps. Akhir tahun ini, ukuran serangan naik berlipat ganda.
Dilansir melalui The Independent UK, Kamis 22 Desember 2016, beberapa serangan besar juga terjadi tahun ini dengan menggunakan DDoS, seperti pada situs publikasi keamanan internet, Brian Krebs Krebsonsecurity, pada September lalu yang kekuatannya mencapai 620 Gbps.
Sampai-sampai, perusahaan jaringan internet Akamai menarik dukungannya pada Krebs. Atau, ada juga serangan dengan kekuatan sama menargetkan perusahaan penyedia DNS, Dyn. Akibatnya, situs ternama seperti Twitter, Amazon, AirBnB sampai Spotify pun lumpuh.
“Mega serangan ini, yang kekuatannya sampai 100 Gbps, semakin meningkat, baik dari jumlah maupun ukuran. Kami menemukan adanya peningkatan sampai 138 persen serangan akhir tahun ini,” tulis laporan Akamai.
Berikutnya, lumpuh berjam-jam>>>