- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Mobil model city car dihadirkan sebagai alternatif sedan yang memiliki dimensi lebih panjang dan lebar. Rata-rata mobil perkotaan tidak memiliki bagasi atau buntut. Mobil ini dianggap ideal untuk digunakan di perkotaan, karena bisa diparkir dengan mudah.
Keunggulan lain dari city car adalah konsumsi bahan bakarnya. Mesin yang dipasang kebanyakan berkapasitas kecil, yakni 1.200-1.500 cc. Karena bobotnya yang enteng, otomatis bebannya berkurang, sehingga bensin yang digunakan lebih irit.
Sayangnya, popularitas city car di masyarakat Indonesia terus memudar, sama seperti sedan dan jip. Tiga model mobil ini menjadi yang paling rendah penjualannya, kalah oleh multi purpose vehicle (MPV) dan sport utility vehicle (SUV).
Penjualan city car makin terpuruk dengan kehadiran mobil murah ramah lingkungan, atau biasa disebut low cost green car (LCGC). Harga LCGC yang lebih murah membuat city car hanya bisa pasrah menunggu nasib.
Bahkan, meski ada mobil LCGC yang mengusung desain mirip dengan city car, angka penjualannya juga kalah dibandingkan dengan tipe lain yang mengusung konsep MPV, yaitu LCGC tujuh penumpang.
"Kemunculan LCGC ini mengganggu penjualan Mirage, terutama yang low grade. Tipikal konsumen low grade ini kan low entry. Maksudnya, orang yang naik motor pindah ke mobil, mereka nyarinya kan LCGC," kata Head of Sales and Marketing Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Imam Choeru Cahya, beberapa waktu lalu.
Mitsubishi Mirage (Foto: VIVA.co.id/Herdi Muhardi)
Hal senada juga diungkapkan Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra. Menurutnya, pasar city car saat ini terus mengalami penurunan, seiring melejitnya permintaan akan mobil LCGC.
"Konsumen banyak pilihan (LCGC), sekarang modelnya mirip, tapi harga kan lebih affordable (terjangkau), jadi mereka banyak pilih LCGC," ujarnya.
Saking sepinya peminat city car, PT Toyota Astra Motor bahkan harus menghentikan produksi Etios Valco. "Etios Valco sudah tidak ada di diler, di pabrik sudah tidak dibuat lagi, tahun ini sudah tidak bisa pesan lagi. Gantinya tunggu," tutur Executive General Manager TAM, Fransiscus Soerjopranoto.
Selanjutnya….kesempatan kedua