- YouTube
VIVA – Penyanyi era 90-an Rama Aiphama meninggal dunia pada Rabu, 11 Maret 2020. Menurut anak kedua Rama, Kemal Aiphama, ayahnya tidak menunjukkan sakit yang berarti sebelum menghembuskan napas terakhir.
“Kejadiannya mendadak ya. Enggak tunjukkan apa-apa. Biasa kan kalau orang meninggal ada sakit atau apa, ini enggak ada. Abah sehat aja,” ujar Kemal saat ditemui di rumah duka di kawasan Condet, Jakarta Timur, Rabu, 11 Maret 2020.
Hanya saja, satu malam sebelum meninggal, Rama Aiphama mengeluhkan sakit di bagian perut. Tidak biasanya Rama mengeluh seperti itu. Hingga akhirnya, semua keluarga berkumpul.
“Sampai jam 3 perutnya masih sakit terus. Setelah minum obat, katanya masih sakit banget. Akhirnya, semua keluarga disuruh ke rumah,” ujar Kemal.
Baca Juga: Profil Rama Aiphama, Penyanyi Nyentrik Berjubah Gombrong Warna-warni
Menjelang azan subuh, kondisi Rama mulai membaik. Ia minta diantarkan ke kamar mandi. Kemal jadi salah satu yang membantu ayahnya berdiri. Namun belum lagi berjalan, Rama Aiphama tiba-tiba terjatuh.
Keluarga terkejut karena Rama tiba-tiba tidak sadarkan diri. Kakinya juga terasa sudah terasa dingin dan belum ada penanganan medis untuk itu.
“Enggak sempet ada penanganan medis. Saya juga enggak ngira, secepat itu. Biasanya kalau abah sakit lambung kan besoknya sembuh, ini kok secepet itu gitu. Saat dipegang subuh itu juga udah dingin dari kaki,” kata Kemal.
Selama ini Kemal juga melihat ayahnya tidak punya riwayat penyakit serius. Keluarga terkejut dengan kepergian tiba-tiba Rama Aiphama.
“Enggak ada penyakit kayak diabetes gitu enggak ada. Saya lumayan syok. Paling kalau sakit masuk angin atau apa, kecapean kurang tidur gitu,” ujar Kemal.
Jenazah Rama Aiphama saat ini masih berada di rumah duka di kawasan Condet, Jakarta Timur. Rencananya jenazah akan dikebumikan setelah salat asar di Tempat Pemakaman Al Muchdar, Cimanggis.
Rama Aiphama merupakan penyanyi Melayu, dangdut, dan keroncong. Rama juga dikenal dengan gaya berpakaiannya yang khas, yatu pakaian yang menjuntai-juntai berwarna warni mecolok dengan topi khas di kepalanya.
