Mas Dhito Berencana Bangun Masjid Agung An Nur Pare

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana
Sumber :
  • Pemkab Kediri

VIVA – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana pada 2024 akan melakukan renovasi Masjid Agung An Nur di Kecamatan Pare. Rencana itu disampaikan saat acara Istighosah dan doa bersama Kemerdekaan RI Ke-78, Selasa (29/8) malam.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Acara Istighosah dan doa bersama yang diikuti masyarakat dan jajaran Forkopimda Kabupaten Kediri itu menghadirkan mubaligh sekaligus pengasuh Ponpes Ploso, KH Muhammad Abdurrahman al-Kautsar atau Gus Kautsar. Hadir pula Rois Syuriah PCNU Kabupaten Kediri KH Abdul Nasir Badrus. 

Resmikan Masjidnya di Uganda, Ivan Gunawan Potong Sapi hingga Bagi-bagi Hijab, THR dan Alquran

"Saya mau tanya kira-kira kalau tahun depan, Masjid Agung kabupaten ini didandani sing apik jenengan purun mboten?," tanya bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini dan langsung disambut dengan tepuk tangan jamaah.

Mas Dhito menceritakan, saat akan naik ke lantai dua tempat acara Istighosah dan doa bersama, salah satu jalan yakni harus melewati lorong tangga memutar.  

Terharu! Ivan Gunawan Resmikan Sebuah Masjid di Uganda, Ucapkan Rasa Syukur kepada Tuhan

Begitu naik tangga, Mas Dhito mengaku dalam hati merasa malu karena lorong yang gelap, juga kondisi keramik yang sudah tidak bagus. Belum lagi halaman sekitar masjid yang terlihat gelap ketika malam hari.

"Sekarang kabupaten ini bangun tol, bangun bandara, bangun stadion, bangun jembatan, yen masjid'e agung nggak dibangun kualat nanti saya" ucapnya.

Menurut Mas Dhito, rencana pembangunan Masjid Agung An Nur itu telah disampaikan kepada jajaran di Pemerintah Kabupaten Kediri. Pihaknya meminta pada 2024 mendatang Masjid Agung An Nur Pare sudah dibenahi.

Dalam kesempatan itu, Mas Dhito juga menyinggung mengenai program pembangunan infrastruktur khususnya jalan di Kabupaten Kediri. Aduan terkait jalan rusak kepada bupati diakui selalu muncul.

Sebagaimana diketahui, perbaikan jalan rusak menjadi kewenangan pemerintah sesuai kewenangannya, baik itu jalan desa, kabupaten, provinsi maupun jalan nasional. 

Pun begitu, terkait pembangunan infrastruktur jalan terutama yang ada di desa-desa, pihaknya menyampaikan pada 2024 mendatang pola yang diterapkan satu desa mengusulkan satu jalan. Dengan pola itu, kerusakan jalan yang ada di desa-desa akan berangsur baik.

"Jangan sampai nanti bandaranya sudah jadi, jalan tol sudah jadi, orang masuk ke desa jalanya gronjal-gronjal" bebernya.

Terlepas dari rencana pembangunan Masjid Agung An Nur dan pembangunan infrastruktur jalan, pada peringatan Kemerdekaan ke-78, Mas Dhito berpesan supaya masyarakat Kabupaten kediri tetap guyub rukun dan menjaga semangat persatuan.

Sementara itu, Gus Kautsar dalam ceramahnya menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan bukan hanya tanggung jawab para pejabat, melainkan seluruh elemen masyarakat yang diwujudkan dengan karya kongkrit.

"Semoga kabupaten mundak tertib, mundak baik. Itu semua tidak akan berjalan baik kalau seperti pesan Mas Bup (Mas Bupati) kita tidak guyub rukun," urainya.

Menanggapi rencana bupati yang akan membangun Masjid Agung An Nur, mubaligh ternama itu justeru menyarankan supaya Mas Dhito fokus membangun sarana umum. Sedang pembangunan Masjid Agung An Nur diyakini akan ada yang menangani.

"Pondok pesantren paling gede sak Indonesia iku manggone neng Kediri, wong NU kudune paling akeh yo neng Kediri, dadi yen Masjid'e An Nur ura dadi yo aneh," ucap Gus Kautsar.

Dihadapan jamaah, kembali Gus Kautsar menyarankan bupati supaya fokus membangun sarana umum, seperti jalan, penerangan jalan. Sedang, pembangunan Masjid An Nur nantinya supaya diurusi para kyai beserta jamaah. 

Gus Kautsar mencontohkan saat kepemimpinan Presiden pertama Ir Soekarno. Sebagaimana diketahui pada masa itu, dibangun Monas dan Masjid Istiqlal yang hampir bersamaan. 

Namun dalam perjalanannya karena saat itu terkendala dana prioritas dilanjutkan pembangunan Monas. Namun pada kenyataannya Masjid Istiqlal tetap jadi.

"Kita ingat dulu ketika Bung Karno dulu tidak menyelesaikan Masjid Istiqlal, pada kenyataannya dadi nggak Masjid Istiqlal? dadi," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya