Cerita Atlet Renang Indonesia ketika Terlantar di Bandara Hong Kong

Gede Siman Sudartawa
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Perenang andalan Indonesia, Siman Sudartawa mengatakan, program latihannya menjelang SEA Games 2019, menjadi sedikit terganggu akibat tertahan di Hong Kong pada 12 Agustus 2019 lalu. 

Hong Kong Catat Rekor Suhu Terpanas dalam 140 Tahun Terakhir

Saat itu, Tim Renang PON DKI Jakarta dan PPLM, yang baru saja mengikuti Kejuaraan Hong Kong Terbuka harus bermalam di bandara, karena kondisi negara tersebut yang sedang dilanda demo besar-besaran.

Situasi tersebut, membuat otoritas di Hong Kong menutup semua kegiatan bandara di hari itu.

Uber Cup 2024: Indonesia Gilas Hong Kong 5-0 di Laga Perdana

Kejadian tersebut berimbas pada kepulangan 47 perenang Indonesia. Bahkan, para atlet sempat terlantar beberapa jam di bandara, karena tidak ada kejelasan dari pihak manapun.

Setelah perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong datang menemui para atlet, nasib perenang nasional mulai ada titik terang. Namun, mereka dipastikan tidak bisa pulang ke Indonesia pada hari itu karena bandara yang tertutup.

Buka Keunggulan Indonesia Atas Hong Kong, Begini Kata Gregoria Mariska

Alhasil, KJRI Hong Kong menawarkan solusi kepada para atlet untuk menginap semalam lagi. Tetapi, para rombongan perenang Indonesia sempat kesulitan untuk melakukan perjalanan ke kantor KJRI karena sebagian bus yang dikontak menolak mengantarkannya.

Hingga akhirnya, ada satu bus yang bersedia yang mengantarkan Siman cs ke kantor KJRI Hong Kong. Seluruh atlet, pelatih, dan ofisial dianjurkan oleh KJRI Hong Kong menginap lagi semalam.

Keesokkan harinya, 13 Agustus 2019, para perenang Indonesia akhirnya bisa meninggalkan Hong Kong, setelah bandara kembali normal.

Berdasarkan laporan, para atlet tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada hari yang sama.

Siman menjelaskan, insiden ini sangat mengganggu program yang telah ia buat. Sebab, selama terlantar di Hong Kong, kondisi fisik para perenang anjlok akibat tidak mempunyai waktu dan tempat istirahat yang sesuai standar.

"Lumayan ada yang terganggu dari program kami, karena kami seharusnya sudah bisa istirahat lebih cepat dan mulai latihan H+2 setelah kejuaraan di Hong Kong. Tapi karena pending satu hari dan pulang dalam kondisi capek karena tidur lantai, makanya kami jadi kewalahan," kata Siman kepada VIVAnews di Jakarta Pusat, Senin 19 Agustus 2019. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya