Hamilton Tolak Kerjasama Mercedes dan Red Bull

Pembalap Mercedes, Lewis Hamilton usai memenangi F1 GP Belgia 2015
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Perlahan, Red Bull Pangkas Jarak dengan Mercedes
- Pembalap Formula 1 dari tim Mercedes, Lewis Hamilton, menolak wacana untuk memasok mesin Mercedes bagi Red Bull, memperingatkan bahwa itu akan menjadi kesalahan yang menyebabkan Mercedes tak lagi bisa mendominasi lomba.

Penggunaan Perangkat Halo Ditunda, Hamilton Kecewa

Dilansir dari Sky Sports News, Jumat, 4 September 2015, Red Bull telah mengeluarkan ancaman untuk keluar dari balap F1, jika mereka tidak mendapat akses pada mesin yang kompetitif, dan mesin Mercedes yang mereka inginkan.
Duo Mercedes Dominasi Kualifikasi Gp Jerman


Red Bull disebut telah menyampaikan pada Renault, yang saat ini menjadi pemasok mesin mereka, pemberitahuan untuk menghentikan kemitraan pada 2015 ini, sementara sikap Mercedes terlihat mulai melunak dalam beberapa pekan terakhir.


Mercedes yang sebelumnya menolak, diklaim mulai mempertimbangkan keinginan Red Bull, memicu reaksi dari Hamilton. "Jika kita serius tentang memenangkan kejuaraan dunia, sebaiknya tidak (memasok mesin)," katanya.


Kerjasama dengan Red Bull akan memberikan nilai marketing, sekaligus menciptakan jarak tambahan antara Mercedes dan rival terkuatnya, Ferrari. Namun Hamilton menilai bantuan bagi Red Bull, akan menjadi risiko yang tidak diinginkan.


"Red Bull adalah tim hebat, dan itu akan seperti memberikan mesin kita pada Ferrari. Kita di sini untuk menang, jadi kita tidak membutuhkan itu, tidak ada keuntungan finansial dari itu," ujar Hamilton.


Memasok mesin untuk Red Bull akan menjadi resiko bagi Mercedes, tapi keluarnya Red Bull juga akan menjadi pukulan bagi balap F1, serta mengancam kredibilitas dominasi Mercedes saat ini.


Menanggapi pernyataan Hamilton, bos Mercedes Toto Wolff, tidak membantah pembalapnya, namun mengatakan Mercedes tidak bisa membiarkan kepentingan pribadi menjadi ganjalan.


"Berdasarkan perspektif tim, Anda harus memiliki pendekatan tidak tersandera, dan melihatnya dengan pendekatan oportunis. Itu juga masalah tentang apa yang kita bisa untuk membuat F1 terus berjalan," kata Wolff.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya