- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Rama Supandhi tinggal menghitung hari untuk menghadapi sang pemegang sabuk juara One Pride Pro Never Quit kelas terbang, Suwardi. Duel yang akan dihelat di Tennis Indoor Senayan, Sabtu 15 Februari 2020, jadi salah satu yang paling dinantikan.
Bagaimana tidak, keduanya merupakan petarung dengan teknik tinggi dan yang terbaik di kelasnya. Mereka juga sama-sama mengandalkan submission.
Meski berusia lebih muda dan memiliki stamina yang lebih besar, Rama enggan meremehkan lawannya. Sebab, Suwardi lebih berpengalaman.
Tengok saja tiap pertarungannya di One Pride. Suwardi selalu memiliki kejutan tatkala mengalahkan lawannya dengan kuncian.
Paling diingat tentu ketika berhadapan dengan Rudi Agustian. Pria asal Magetan itu mengalahkan sang rival dengan kuncian rear naked choke sambil 'menempel' di punggung Rudi.
Momen-momen seperti itulah yang sangat diwaspadai oleh Rama. Dia menyebut Suwardi memiliki kuncian-kuncian ajaib yang bisa membahayakan dirinya.
"Suwardi adalah senior saya di jujitsu dan pencak silat. Saya sangat menghargai beliau karena dia adalah pemegang sabuk juaranya," kata Rama saat dihubungi VIVAnews.
"Makanya, dia bukan lawan sembarangan. Kunciannya itu sangat berbahaya. Bahkan, yang tak bisa diprediksi," lanjut dia.
Lebih lanjut, Rama juga mengungkapkan terwujudnya duel ini sebagai pengobat kekecewaan setelah pertarungan sebelumnya dibatalkan lantaran dia menderita cedera.
"Ya, waktu itu sangat mengecewakan karena sudah habis biaya dan waktu juga. Saya kesal dan tetap mau bertarung tapi karena waktu sudah sempit dan gak baik jika tetap tarung makanya saya pilih mundur," jelasnya.
