Lindaweni Fanetri, Kopi dan Kehidupan Usai Pensiun dari Bulutangkis

Mantan pebulutangkis Indonesia, Lindaweni Fanetri di kedai kopi miliknya.
Sumber :
  • VIVA / Donny Adhiyasa

VIVA – Bagi pecinta bulutangkis era 2000-an pasti tak asing dengan nama tunggal putri Indonesia, Lindaweni Fanetri. Kala itu, dia menjadi andalan PBSI bersama dengan Maria Febe Kusumastuti dan Bellaetrix Manuputty.

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Kariernya pun cukup cemerlang. Dia sempat meraih medali emas di turnamen Syed Modi International 2012 India dan medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2015.

Namun, namanya kemudian hilang usai memutuskan pensiun pada akhir 2016. Dia ingin fokus melanjutkan kuliahnya yang tertunda.

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Kini, Lindaweni sudah menuntaskan tugasnya sebagai mahasiswi. Usai lulus pada 2018, wanita kelahiran 18 Januari 1990 itu langsung terjun menekuni bisnis.

Ya, Lindaweni mengikuti jejak beberapa seniornya yang juga menekuni bisnis. Bedanya, dia mengambil bidang kuliner kekinian, yakni kopi.

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

Tak tanggung-tanggung, dara 29 tahun itu terjun langsung sebagai barista. Dia membuat sendiri kopi yang dijualnya yang dibalut dalam merek "Kok Kopi".

"Saya anaknya suka minum kopi. Suka ngobrol santai sambil ngopi kalau ngerjain sesuatu sambil nongkrong di tempat kopi," kata Linda kepada wartawan, Rabu 23 Januari 2019.

Diungkapkan Linda, membangun bisnis kopi ini butuh proses panjang. Bahkan, dia harus mempelajari dulu jenis-jenis kopi sebelum berani membuka warung kopi.

Mantan pebulutangkis Indonesia, Lindaweni Fanetri di kedai kopi miliknya.

Tak hanya itu, bagian yang lebih sulit saat menentukan nama. Uniknya, dia mendapatkan nama untuk merk kopinya itu ketika berbincang dengan seorang barista kenalannya tepat beberapa hari sebelum membuka stand di Istora Senayan, tempat digelarnya Indonesia Masters 2019.

"Kenapa 'Kok Kopi'? Itu spontan lagi ngobrol. Baru ada nama beberapa hari sebelum buka di sini (Istora). Bukan karena saya dulu atlet bulutangkis jadi namanya 'Kok'," ujar Lindaweni.

Beruntung, kopi yang dijualnya diterima dengan baik sejak hari pertama. Setelah ini, dia sudah mempersiapkan lokasi untuk membangun kedai permanen di daerah Cinere.

"Cita-cita ingin punya cafe kecil yang nyaman dan bersahabat. Harga sesuai kantong dengan kualitas yang terjaga. Tapi, untuk saat ini kopi dulu, nanti ditambah makanan," kata Lindaweni.

Bagi Linda, dia tak ingin mengandalkan nama besarnya sebagai mantan pebulutangkis untuk mendongkrak penjualan. Dia ingin produknya diterima karena kualitasnya.

"Enggak, sama saja. Saya cuma pikir bagaimana caranya bikin kopi bisa diterima sama masyarakat," kata wanita kelahiran Jakarta.

Untuk modal awal, Linda mengaku habis sampai ratusan juta. Namun, dia percaya kegigihannya bakal berbuah hasil.

"Ini pertama kali buka booth di event. Saya bisa tidur cuma dua jam buat menyiapkan semua ini. Saya capek tapi saya suka. kayak bulutangkis aja, secapek apa pun latihan kalau suka akan tetap dijalankan," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya