Sumber :
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
- Isak tangis para pebulutangkis mewarnai Kejuaraan Dunia Bulutangkis BWF yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2015. Akan tetapi, tangisan itu tidaklah memiliki makna sama.
Jika Lindaweni Fanetri menangis karena tidak kuat menahan rasa haru usai memastikan diri melangkah ke babak semifinal, perasaan yang berbeda menyelimuti wakil Denmark, Viktor Axelsen.
Akan tetapi, pil pahit terpaksa ditelan oleh pebulutangkis peringkat 7 dunia tersebut. Setelah melalui 1 jam 5 menit yang menegangkan, Chen Long justru mampu menutup set 2 dengan keunggulan 30-29.
"Saya sangat kecewa. Ketika Anda sudah sangat dekat dengan kemenangan, tapi Anda gagal meraihnya, rasanya buruk sekali," ungkap Viktor usai laga.
Sedangkan untuk Lindaweni, hasil yang diraihnya hari ini berupa kemenangan atas wakil Taiwan, Tai Tzu Ying, merupakan berkah yang sangat luar biasa. Pasalnya, sebelum kejuaraan ini dimulai, tunggal putri Indonesia sama sekali tidak diunggulkan.
Akan tetapi, dia mampu mematahkan anggapan remeh tersebut. Linda sekaligus berhasil memecah kebuntuan dalam 14 tahun terakhir di mana tunggal putri Indonesia selalu gagal menembus semifinal.
"Women single Indonesia sendiri memang tidak diunggulkan, tetapi jangan pernah mau kalah. Kemampuan semua negara hampir sama, cuma memang butuh keberanian saja," kata gadis berusia 25 tahun tersebut. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Saya sangat kecewa. Ketika Anda sudah sangat dekat dengan kemenangan, tapi Anda gagal meraihnya, rasanya buruk sekali," ungkap Viktor usai laga.