Dulu Benci Islam, Kisah Rapper Asal Amerika Putuskan Jadi Mualaf Mirip Umar Bin Khattab

Mutah Beale
Sumber :
  • IG: Mutah Beale

Jakarta - Rapper asal Amerika, Mutah Beale memutuskan menjadi seorang mualaf setelah dirinya masuk ke Masjid dan berniat untuk melakukan tindakan kekerasan.

Resmikan Masjidnya di Uganda, Ivan Gunawan Potong Sapi hingga Bagi-bagi Hijab, THR dan Alquran

Dilansir dari akun Youtube Jazirah Ilmu yang berjudul 'Kisah Mualaf Mirip Umar Bin Khattab, Mutah 'Napoleon' Beale'. Sabtu 23 Maret 2024. Dalam tanyakan tersebut, dirinya menceritakan 18 tahun ketika memutuskan menjadi mualaf.

Terharu! Ivan Gunawan Resmikan Sebuah Masjid di Uganda, Ucapkan Rasa Syukur kepada Tuhan

Sebelum menjadi mualaf, kehidupan Mutah Beale dipenuhi dengan kegelapan seperti menjadi anggota gengster hingga bisnis narkoba. Ia sempat memanggil teman-teman dan membawa pistol di pinggang saat pergi ke masjid.

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

"Aku panggil teman-temanku, kami pergi kesana sekitar 20 orang dan aku jalan ke Masjid dan itu membuatku terkejut. Karena aku melihat hal-hal di dalam masjid yang tidak aku lihat di industri hiburan dan di komunitasku " kata Mutah Beale.

Aku melihat persaudaraan yang aku tidak percaya itu ada. Ketika aku masuk ke masjid, isinya orang Amerika yang didominasi orang kulit hitam, pria Afrika-Amerika. Tetapi apa yang kulihat kenapa ada orang kulit putih Amerika juga?," lanjutnya.

Ia menceritakan lebih lanjut, ketika saat masuk ke dalam Masjid, banyak orang-orang Arab-Amerika, Pakistan-Amerika yang sedang berkumpul dan ia melihat semua orang yang berada di masjid sedang asik bercanda dan tertawa satu sama lain.

"Mereka semua adalah satu tubuh dan beda halnya dengan di Gereja Amerika. Jika Anda pergi ke Gereja ini maka semuanya kulit hitam, ada juga Gereja untuk kulit putih. Gereja orang Korea, Asia. Anda tidak pernah benar-benar melihat keragaman di dalam Gereja di Amerika," ungkap pria yang kini berusia 46 tahun itu.

"Dan aku melihat orang-orang dari semua warna yang berbeda, ras, bahasa yang berbeda, tetapi mereka semua memperlakukan satu sama lain seperti saudara. Dan ketika waktu sholat tiba, seorang Muslim memberitahuku untuk sholat," lanjutnya.

Namun ketika dirinya diajak untuk sholat, Mutah Beale merasa bingung pasalnya ia sebelumnya tidak pernah melakukan hal tersebut, hingga akhirnya ia hanya bisa mengikuti gerakan sholat.

"Dia (Yang Mengajak Sholat) bilang sholat lah bersama kami, apapun yang kamu lihat, kamu lakukan. Tapi ketika kamu meletakkan wajahmu di lantai, ingatlah bahwa kamu hanya menyembah penciptamu," tutur Mutah Beale.

Mutah Beale merasa terkejut karena banyak orang datang ke Masjid dari berbagai ras baik itu kulit putih ataupun kulit hitam hanya untuk bersujud kepada Allah. Hal itu yang membuat dirinya tertarik untuk menjadi seorang mualaf. Tepatnya pada tahun 2001, ia memutuskan menjadi seorang mualaf.

Sebelum menjadi mualaf, Mutah Beale sempat Islamphobia. Pasalnya kedua orangtuanya dibunuh di depan matanya ketika Mutah Beale masih 3 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya