Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif
- VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)
Sidoarjo – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor atau Gus Muhdlor terkait dengan dugaan kasus korupsi pemotongan insentif pegawai BPPD di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kami mengkonfirmasi atas pertanyaan media bahwa betul ybs menjabat bupati di Kabupaten Sidoarjo periode 2021 sampai dengan sekarang," ujar Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Selasa, 16 April 2024.
Ali menjelaskan bahwa penetapan tersangka kepada Gus Muhdlor sudah sesuai dengan keterangan dari para tersangka, saksi hingga alat bukti yang ada.
"Melalui analisa dari keterangan para pihak yang diperiksa sebagai saksi termasuk keterangan para Tersangka dan juga alat bukti lainnya," kata Ali.
Setelah melakukan analisa tersebut, walhasil penyidik berhasil menemukan peran dari pihak lainnya sehingga menetapkan Gus Muhdlor dalam dugaan kasus korupsi ini.
"Karena diduga menikmati adanya aliran sejumlah uang," beber Ali.
Informasi dihimpun VIVA Selasa, 16 April 2024, Muhdlor merupakan putra keenam tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji (KH) Agoes Mansyuri. Kiai Agoes adalah pemimpin dari pondok pesantren terkenal di Sidoarjo, yaitu Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat.
Sebelum menjabat sebagai Bupati Sidoarjo, Muhdlor yang lahir pada tanggal 11 Februari 1991 ini aktif sebagai Sekretaris GP Ansor Sidoarjo. Sampai saat ini, dia juga masih menjabat sebagai Wakil Ketua PW Ansor Jawa Timur.
Alumni Universitas Airlangga ini mencalonkan diri sebagai calon Bupati Sidoarjo pada Pemilihan Umum tahun 2020, berpasangan dengan Subandi. Mereka didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan berhasil memenangkan kursi bupati dengan memperoleh 39,8 persen suara.
Gus Muhdlor dan Subandi berhasil mengalahkan pasangan Bambang Haryo dan Taufiqulbar yang mendapatkan 38,3 persen suara, serta pasangan Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik dengan perolehan 21,8 persen suara.
Dalam Pilpres 2024, Muhdlor sempat menjadi sorotan usai mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto yang dilakukan tak lama setelah OTT kasus yang menjeratnya.
Harta kekayaan
Muhdlor tercatat empat kali melaporkan kekayaannya ke KPK. Dalam laporan terbarunya pada 6 Maret 2023 ia memiliki kekayaan Rp 4,7 miliar. Angka tersebut naik dua kali lipat dibanding laporan 2020 saat ia pertama kali mendaftarkan diri sebagai calon Bupati yakni Rp2,9 miliar.
Terkait ditetapkannya Muhdlor sebagai tersangka korupsi pemotongan insentif, KPK masih belum menjelaskan secara rinci, tetapi jika semua sudah lengkap akan disampaikan secara utuh.