Video ILC: Ratna Diserang Percaya, Wiranto Diserang Tidak Percaya

Direktur Komunikasi Indonesia Indikator, Rustika Herlambang dalam program ILC.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Menkopolhukam Wiranto ditusuk di Pandeglang, Banten. Ini memberi gambaran bahwa teror masih menjadi ancaman di negeri ini. Sesungguhnya apa yg terjadi dan adakah pesan tersembunyi dari kejadian ini.

Momen Wiranto dan AHY Ikut Bermalam di IKN Nusantara Bareng Jokowi

Lalu apakah benar Syahril Alamsyah atau Abu Rara, pelaku penusukan masuk dalam jaringan kelompok radikal. Padahal dalam jenjang pendidikan, pelaku adalah tamatan fakultas hukum di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Tapi sejumlah informasi menyampaikan bahwa pelaku ini tidak mengetahui siapa sebenarnya yang dia tusuk. Memang agak bertubruk logika atas ini. Faktor ini juga yang menyebabkan pendapat masyarakat terbelah terkait kejadian penusukan terhadap Wiranto.

Wiranto Sebut Hadi Tjahjanto Sosok Tepat Jadi Menko Polhukam, Paham Anatomi Ancaman

Ada masyarakat yang tidak percaya kalau Menkopolhukam Wiranto tertusuk. Bahkan mereka menganggap bahwa kejadian ini adalah sandiwara atau rekayasa.

Tapi sebagian masyarakat juga marah besar dengan pendapat bahwa kejadian penusukan terhadap Wiranto adalah rekayasa saja. Apakah perpecahan pendapat publik ini akan makin tajam. Hal ini memang perlu juga dikhawatirkan.

Wiranto: Saya Sebagai Pembina TKN, Bersaksi Tak Ada Agenda Apalagi Rencanakan Kecurangan

Menurut Direktur Komunikasi Indonesia Indikator, Rustika Herlambang, memang terjadi polarisasi di dalam masyarakat. Menurutnya, ada ruang kosong mengenai apa yang membuat Menkopoluhkam Wiranto tertusuk.

Selama tiga hari terakhir, memang ada 90 ribu lebih percakapan dari 26 ribu akun sosial media, yang mempertanyakan dan meyakinkan, bahwa apa yang terjadi dengan Wiranto adalah sebuah fakta. Meski ada juga yang meyakinkan bahwa kejadian ini adalah rekayasa.

Menurutnya, residu pilpres memang masih terasa terkait dengan respons yang ada dalam kejadian ini. Ada tujuh isu utama yang jadi percakapan di media sosial khususnya Twitter. Pertama adalah radikalisme, kemudian doa kesembuhan, pencopotan Dandim, Wiranto dikaitkan dengan politik, soal pisau, luka dan setingan.

Lebih lengkap, pembaca VIVAnews dalam melihat penjelasan Rustika Herlambang dalam tayangan video ILC di bawah ini.

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya