VIVAnews - Tibalah kami di antara pepohonan Nipah. Tepat pada titik 600 meter board walk. Di antara daun-daun Nipah, agak menjorok ke jalur pengamatan. Dua monyet ekor panjang asyik beristirahat dan mencari kutu. Agak ke bawah, masih banyak monyet-monyet kecil yang bermain.
Waduh! Langsung mengkeret deh! Aku mepet ke Ferry, takut di serang monyet-monyet. Soalnya ada monyet yang merasa terganggu, dan sempat mengancam kami dengan memperlihatkan giginya. Seekor monyet jantan juga turun ke jalur pengamatan. Tadinya mau balik lagi ke pos depan. Males melewati kerumunan monyet di antara Nipah.
Tambah lagi dengar cerita Putri, volunteer JGM yang pernah di serang gerombolan monyet di Muara Angke. Ih serem! Membayangkan Putri di gelendotin monyet.
“Baru sembilan bulan kerja di Muara Angke, aku pernah diserang gerombolan monyet-monyet Mba. Kayaknya ada monyet pendatang, terus masuk di satu kelompok dan mempengaruhi kelompok yang ada. Wah! Itu, dari belakang, mereka nyerang aku. Ada yang gelayut di badan dan kaki. Aku jalan aja terus, satu-satu lepas juga. Sampai bird hide aku minta di jemput temen-temen,” dengan logat Jawanya, bersemangat menceritakan diserang monyet.
Sesampainya di ujung board walk. Tepat jam 10.00 pagi, matahari mulai mengintip dibalik awan. Tiga orang anak lelaki asyik membalik-balik gambar burung yang ada di Muara Angke sambil menghabiskan minuman mereka. Dibantu ibunya, mereka sedang mencari burung apa saja yang berhasil diamati.
Dan hasil pengamatan tanggal 31 Januari 2009 lalu, tercatat ada 20 jenis burung air yang sering terlihat di tiga lokasi, yaitu di Taman Wisata Alam, Kali Angke dan SM. Muara Angke. Pecuk padi hitam yang jadi primadona, tercatat ada 71 ekor yang berhasil dicatat peserta Bird Cencus 2009.
Masih banyak kelemahan dalam pengamatan. Misalnya, tidak mencatat waktu perjumpaan dengan tepat. Kemana arah burung-burung terbang. Ini untuk menghindari bias, supaya tidak tercatat dua kali. Kegiatan sensus burung air ini juga dilakukan di Aceh, Medan, Sulawesi dan Papua. Dan masih dikoordinir oleh Wetlands Internasional.
Rasanya belum puas mengamati. Karena tidak berhasil melihat si Mandar besar yang sering muncul dari balik gundukkan eceng gondok. Dan Bubut jawa yang statusnya rentan di alam. Mau berkunjung ke Suaka Muara Angke? Datang saja pada tanggal 14 Februari 2009 nanti. JGM akan mengadakan bersih sampah dengan tema “From Angke With Love” bertepatan dengan Hari Valentine.
Jangan lupa bawa topi dan sepatu karet, karena akan membersihkan sampah di sela-sela pohon bakau dan pidada. Juga, bawa air minum, tapi jangan membuka bekal makanan di sekitar pohon Nipah. Khawatir gerombolan monyet menghampiri dan merebut makanan. Ya, monyet salah satu ancaman di SM. Muara Angke. [Irma Dana]
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Boom Thanut Jiraratchakit merupakan salah satu aktor Thailand yang berada di bawah naungan World Y Entertainment. Cowok yang akrab di sapa dengan Boom
Gudang Penyimpanan Beras Milik Kades Ludes Terbakar, Api Berasal dari Mesin Giling
Jatim
14 menit lalu
Sebuah gudang tempat penyimpanan beras di Desa Kenep, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro ludes terbakar pada Sabtu 27 April 2024. Kebakaran yang menghanguskan....
Informasi sementara, gempa bumi juga memicu kerusakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk. Meski belum ada laporan secara resmi, akan tetapi foto dan video sudah
PKH Tahap 2 Cair Hari Ini Minggu 28 April 2024, Input KK KTP dan Dapatkan DANA Rp750 Ribu
Bandung
27 menit lalu
Diketahui bansos PKH ini sudah cair di sejumlah daerah di Indonesia. Masyarakat bisa menghubungi pendamping PKH maisng-masing jika bansos belum juga cair. Di sini, Anda
Selengkapnya
Isu Terkini