Menyoal Peran Mahasiswa dalam Berdakwah

Dina Aminatul Jannah
Sumber :
  • vstory

VIVA – Mahasiswa adalah elit masyarakat yang mempunyai strata dan nilai lebih dibanding masyarakat pada umumya, karena tingkat pendidikannya yang relatif tinggi memberikan kesempatan baginya untuk berpikir kritis dan objektif dalam menghadapi masalah masyarakat.

Jemaah Indonesia akan Dapat Smart Card dari Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Mahasiswa sebagai generasi muda yang akan datang menyimpan potensi yang cukup besar bagi kelanjutan pembangunan negara, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Membawa perubahan, membangun keadilan, dan mengkritik pemerintah apabila melakukan kesalahan. Maka dari itu mahasiswa sering disebut sebagai agen of change. 

Terlebih di era milenial seperti sekarang ini, mahasiswa sering dianggap telah kehilangan jati dirinya sebagai agen perubahan sosial. Perubahan memang terjadi, tapi cenderung negatif.

Cerita Brian Siawarta Jadi Pendeta, Malah Pilih Belajar Agama Islam

Lihatlah betapa generasi merunduk sekarang ini menjadi pemandangan di sudut-sudut kampus. Kondisi ini membuat sebagian mahasiswa yang sadar perlu membuat gerakan agar tidak sampai kepada titik nadir kehancuran generasi bangsa.

Dalam konteks Islam, umat Islam dibebani tugas untuk melakukan dakwah. Mengajak orang lain agar berIslam (dengan lebih baik). Lalu bagaimana dakwah di era digital ini bisa dimainkan dengan cantik? Dan bagaimana mahasiswa menempatkan diri mengambil peran untuk berdakwah?

Pendeta Brian Siawarta Bersyukur Jadi Minoritas di Indonesia, Kenapa?

Pertanyaan itu mengucur deras kepada mahasiswa yang masih peduli dengan keberlangsungan republik ini ke depan. Mereka yang tidak hanya teriak "NKRI Harga Mati", tetapi juga mengupayakan perbaikan kualitas dan melakukan analisis peran ke depan.

Dakwah sendiri memiliki arti mengajak, memanggil, menyeru, dan mengundang, menyampaikan. Secara istilah, dakwah berarti mengajak atau mempengaruhi seseorang untuk menuju kebaikan, dan membimbing kepada petunjuk dengan cara amar makruf nahi mungkar.

Sebagai mahasiswa memiliki kewajiban untuk menyampaikan ilmu yang ia miliki dengan cara apapun. Salah satunya ialah dengan berdakwah. Kenapa berdakwah? Karena dengan dakwah kita bisa sekaligus mengajak seseorang untuk berbuat kebaikan dan memberi ilmu yang bermanfaat tentunya.

Berdakwah yang dimaksud di sini bukan berdakwah di masjid, di atas mimbar, atau di majelis. Yang dimaksud adalah dakwah tabligh atau menyampaikan materi dakwah atau ceramah kepada masyarakat di mana saja. Karena dakwah bisa dilakukan di mana saja, dan berupa apa saja. Dakwah juga bisa disampaikan melalui media sosial dan media massa.

Seperti yang dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa mempunyai ilmu, informasi, yang bisa dibagikan kepada siapa saja. Akan tetapi, jika mahasiswa tidak mempunyai tujuan dalam dakwah nya maka akan percuma saja, karena subjek dakwah tidak akan mengerti apa yang disampaikan.

Oleh karena itu, sebelum berdakwah tentukan tujuannya, persiapkan materi yang akan disampaikan, dan selalu persiapkan metode dakwah yang menarik agar subjek dakwah tidak bosan dan dapat memahami materi yang disampaikan.

Saya sebagai mahasiswa, tentunya saya pernah ikut andil dalam kegiatan di masyarakat. Menyampaikan informasi, mengadakan kegiatan desa, dan meramaikan kegiatan desa. Tidak mudah memang, tapi saya bersyukur karena saya bisa berguna di dalam masyarakat.

Menyampaikan informasi bisa di bilang berdakwah, seperti pengertian dakwah di atas. Informasi yang saya sampaikan tidak langsung diterima oleh masyarakat, saya perlu menjelaskan detail informasi, dan menyampaikan tujuan saya dalam memberi informasi tersebut.

Dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, masyarakat mampu menerima informasi yang saya sampaikan.

Dalam berdakwah, tidak melulu materi yang disampaikan tentang agama. Berdakwah bisa tentang apa saja. Seperti yang saya lakukan, menyampaikan informasi kegiatan desa, menyampaikan sedikit ilmu umum. Selagi itu baik dan tidak menyesatkan, maka kita bisa menyampaikannya.

Lalu, apa sih peranan mahasiswa dalam berdakwah? Dalam rentang umur yang bisa dibilang golden age karena pada masa mahasiswa ini, hubungan interpersonal sedang terjalin dengan baik, dan dalam berdakwah baik pada anak muda ataupun orang tua dibutuhkan interpersonal yang baik, santun namun bermakna untuk mempermudah proses berdakwah itu sendiri.

Mahasiswa juga sangatlah kreatif, dalam berdakwah di era digital atau milenial ini, mahasiswa dapat dengan mudah mengakses segala teknologi yang akan dimanfaatkan untuk berdakwah secara online dan kreatif, hal ini dikarenakan pada zaman sekarang masyarakat dengan mudahnya terpapar teknologi hingga menjadi kecanduan.

Nah, pada zaman saat ini (milenial), di mana semua kalangan usia menggunakan teknologi, dan jarang sekali yang datang ke majelis-majelis atau berdiskusi empat mata.

Nah, maka dari itu sebagai mahasiswa tentunya juga harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi itu, dengan cara menyampaikan pesan tertulis melalui media massa, dan media sosial. Dengan dua metode itu akan mempermudah untuk penyebaran dan menyampaikan pesan dakwah.

Kesimpulannya, sampaikanlah ilmu yang kamu punya walaupun sedikit. Berilah manfaat kepada lingkungan sekitarmu, ajaklah mereka yang tersesat di jalan-Nya menuju kebaikan, perbaiki diri, buatlah perubahan yang bermanfaat, dan jangan lupa bersyukur. 

(Penulis: Dina Aminatul Jannah, Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Lafran Pane Salatiga, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah IAIN Salatiga). 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.