- vstory
VIVA – Gunung Merapi adalah pasak lain di pulau Jawa yang terkenal karena letusannya yang ganas pada tahun 2010. Juga karena banyak hal mistis yang sering diceritakan oleh banyak pendaki. Pada tahun 2010, Merapi meletus dan mengambil cukup banyak korban. Salah satunya adalah penjaga Merapi sendiri, Mbah Maridjan.
Setelah Mbah Maridjan meninggal, kehidupan di lereng Merapi mulai berdetak lagi. Tidak hanya hutan mulai berubah hijau, Merapi sekarang memiliki juru kunci baru, Mbah Asih. Anda tentu tidak mengenalnya, kan? Ayo, kita cari tahu dulu.
Mbah Asih sebagai pengganti Mbah Maridjan
Setelah Mbah Maridjan meninggal, putranyalah yang menggantikan ayahnya sebagai penjaga gunung berapi aktif terbesar di dunia. Namanya Suraksohargo Asihono alias Asih. Orang sering memanggilnya Mbah Asih.
Namanya memang tidak sepopuler ayahnya, tetapi yang menunjuknya menjadi juru kunci Merapi adalah Istana Ngayogyakarto pada April 2011. Mbah Asih tidak lagi tinggal di rumah tempat ia pernah tinggal bersama ayahnya. Sekarang Mbah Asih tinggal di Huntap, Karangkendal, Umbulharjo.
Dia adalah sosok yang rendah hati
Nama Mbah Asih memang mungkin tidak setenar Mbah Maridjan. Namun, dia masih baik dan rendah hati. Karena sifat-sifat ini, tidak mengherankan bahwa istana menunjuk dirinya sebagai orang yang dapat 'menerjemahkan' peregangan Merapi.
Selain sebagai pengamat yang menjaga harmoni dengan semua makhluk di gunung, ia juga memiliki tugas menyampaikan informasi kepada publik sebagai peringatan dini. Apalagi sekarang, teknologi telah membuat manusia lebih canggih dan dapat membaca bahasa alami.
Mbah Asih juga mengatakan bahwa dia selalu mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan memberikan informasi satu sama lain jika mereka menangkap sesuatu yang ganjil.
