Penggunaan Artificial Intelligence dalam SIM

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sumber :
  • Analytics Insight

VIVA – Salah satu teknologi yang berhasil di buat, dapat diterima oleh seluruh manusia di berbagai negara, dan selalu dikembangkan adalah Artificial Intelligence (AI). Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan teknologi pengenalan gambar atau dengan data visual dapat menciptakan alat atau mesin agar memudahkan manusia bahkan perusahaan dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan.

AI tidak hanya dibuat dengan data visual atau dengan gambar tetapi juga dapat di buat menggunakan data non gambar, misalnya AI untuk membalas percakapan (mengartifisialkan manusia berbicara atau mengirim pesan) yang kita kenal sebagai voice/chat/speech bot.

Tujuan utama dari Artificial Intelligence (AI) yaitu untuk membuat teknologi yang bermanfaat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya AI membantu manusia dalam berkomunikasi dengan satu sama lain dan tidak hanya berkomunikasi tetapi AI juga membantu manusia dalam menemukan barang atau jasa yang mereka perlukan.

Tujuan lain dari AI adalah untuk memahami kecerdasan seperti bisa memecahkan masalah dengan lebih cepat, lebih efektif, lebih efisien, dan lebih teliti.

Sistem Informasi sangat membutuhkan teknologi tersebut. Setiap orang membutuhkan informasi untuk mencari tahu suatu hal atau barang bahkan jasa yang ia perlukan.

Dengan adanya IA, setiap orang akan lebih mudah mendapatkan informasi. CCTV adalah salah satu AI teknologi yang sangat bermanfaat. Beberapa fitur dari AI yang diterapkan dalam dunia CCTV adalah fitur Face Recognition, License Plate Recognition, ANPR dan people counting.

Dengan teknologi tersebut, kamera dapat merekam data wajah orang maupun plat nomor kendaraan yang nantinya dikumpulkan pada sebuah pusat data, sehingga memudahkan dalam meberikan informasi kepada pihak yang berwenang untuk melihat atau meneliti kembali jika ada hal yang mencurigakan.

Menurut artikel yang saya baca, pada tahun 2019, kota teknologi Bengaluru di India akan menerapkan sistem sinyal lalu lintas yang dikelola AI di 387 sinyal lalu lintas di kota. 

Sigi Berduka, Banjir Lumpur Terjang Desa Baka

Sistem ini akan melibatkan penggunaan kamera untuk memastikan kepadatan lalu lintas dan dengan demikian menghitung waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan volume lalu lintas yang akan menentukan durasi sinyal untuk lalu lintas kendaraan di seberang jalan.

Fungsi dan cara bekerja sistem atau alat tersebut tidak jauh berbeda untuk memberikan informasi tentang lalu lintas.

Bantuan Makanan dan Perhatian untuk Tenaga Kesehatan di Tengah Pandemi

Menurut artikel yang saya baca, dalam bidang manufaktur AI juga membantu memberikan kemudahan untuk memberikan informasi dalam menjalankan kegiatan dari bidang tersebut.

Contoh pertama yaitu, dalam pemeriksaan kualitas misalnya microchip dan circuit board memanfaatkan artificial intelligence untuk memeriksa jika ada error pada produk. Biasanya di sini, layanan AI akan dikombinasikan dengan kamera beresolusi tinggi.

Rektor IPB Sodorkan Konsep Ekonomi Baru Era New Normal

Dan ketika diintegrasikan dengan framework data processing berbasis cloud, tiap kesalahan (error) akan ditandai dan respons terhadap kesalahan itu akan diberitahu dan dikoordinasikan.

Contoh selanjutnya yaitu, Machine learning berbasis cloud, seperti Azure Cognitive Services memungkinkan sektor manufaktur menyederhanakan komunikasi antarcabang.

Data-data di lini produksi dapat dibuatkan kesimpulan dan dibagi pakai dengan kantor-kantor cabang untuk melakukan mekanisasi terhadap fasilitas material, pemeliharaan, dan aktivitas operasional lainnya yang masih dijalankan secara manual.

Dengan menggunakan teknologi IA tersebut kantor-kantor cabang juga akan lebih mudah mendapatkan informasi dari kantor cabang lainnya karena teknologi tersebut menyederhanakan komunikasi antarcabang. Contoh terakhir dalam bidang manufaktur yaitu, memberikan dukungan paska produksi.

Sebuah perusahaan manufaktur lift dan tangga berjalan asal Finlandia menggunakan model 24/7 Connected Services untuk memantau cara pelanggan menggunakan produknya dan membagi informasi tersebut ke kliennya. Cara ini memungkinkan manajer atau pimpinan untuk mengevaluasi kesalahan pada produk dan memperlihatkan kepada klien bagaimana produk bekerja.

Keberhasilan dalam buatan manusia pasti tetap memiliki sedikit cela meskipun hanya sedikit. Artificial intelligence sendiri memiliki kerugian seperti tidak memiliki common sense seperti manusia dan kecerdasannya terbatas.

Maksud dari tidak memiliki common sense yaitu AI hanya mengolah data dan memutuskan sesuatu sesuai data yang dikumpulkan, berbeda dengan manusia yang masih mempertimbangkan naluri dalam mengambil suatu keputusan.

Selain itu ada informasi yang memang hanya bisa diproses dan dimengerti oleh manusia. Jadi jika ada suatu robot yang dibentuk menyerupai manusia, robot tersebut tetap tidak akan bisa memiliki insting atau naluri manusia. Hal tersebut berkaitan dengan kerugian atau kelemahan yang AI miliki yaitu kecerdasannya terbatas. (Salsabila Adhisty A.R., Mahasiswa Program Studi Manajemen Internasional, FEB, Universitas Jenderal Soedirman)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.