Catatan Ringan: Tottenham Vs Man City, Konfirmasi Meredupnya Jose Mourinho?

Manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Malam nanti, Liga Inggris mempertemukan kembali dua pelatih yang telah menorehkan tinta emas, baik di Liga Inggris maupun Liga Champions Eropa. Jose Mourinho yang saat ini menukangi Tottenham Hotspur akan menjamu Pep Guardiola pelatih tersukses Machester City sepanjang sejarah. Laga ini merupakan adu gengsi bagi keduanya.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

City tak boleh kalah agar selisih angkanya dengan Liverpool tidak semakin lebar. Saat ini City tertinggal 22 poin. Sulit bagi Aguero dan kawan-kawan untuk mengejar The Reds. Sementara Tottenham membutuhkan kemenangan untuk mendekatkan posisinya di zona Champions Eropa untuk musim depan.

Catatan statistik pertemuan keduanya di Liga Inggris, Pep Guardiola menang 3 kali, sementara Jose Mourinho yang kala itu memegang Manchester United hanya menang 1 kali. Sisanya laga berakhir imbang.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Sementara total pertemuan Mourinho-Guardiola adalah 22 kali, di mana 11 kali dimenangkan Guardiola, 5 kali dimenangkan Mourinho. Dan sisanya berakhir imbang.

Kembalinya Mourinho melatih klub Liga Inggris Tottenham Hotspur membuat klub menjadi pusat berita. Itu semua karena Mourinho, The Special One. Semua mata ingin melihat apakah Mourinho mampu membawa The Lily Whites, julukan Tottenham bisa meraih gelar atau tidak. Untuk musim ini, sudah pasti tidak. Tapi peluang Tottenham meraih gelar untuk pertama kali masih ada di Liga Champions Eropa.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Suka tidak suka, Mourinho bisa menarik perhatian penggemar sepakbola seluruh dunia. Peningkatan jumlah fans Tottenham melalui media sosial meningkat signifikan. Fans klub lawan ingin dia gagal. Tapi bagi fans yang suka padanya juga ingin melihat dia berhasil. Mourinho adalah magnet!

Mourinho boleh dibilang congkak, sombong dan segala macam sebutan lainnya, tapi raihan yang sudah dicapainya di klub yang ditangani dari Portugal, Inggris, Italia dan Spanyol, jadi bukti. Mulut besarnya paralel dengan prestasinya. Dia memang The Special One.

Itu dulu, kini Mourinho pelan tapi mulai meredup. Kegagalannya membawa Manchester United jadi juara Liga Inggris menjadi bukti. Meski dia membawa klub berjulukan Setan Merah meraih juara Liga Eropa, kasta kedua di bawah Liga Champions. Dia tetap diangap gagal!

Mourinho penganut paham sepakbola yang penting hasil akhir. Bukan cara bermain. Bermain indah tapi kalah, ya tak berguna buatnya. Parkir bus tapi menang, itu lebih baik baginya.

Sebaliknya Pep Guardiola adalah pelatih yang mengatut paham penguasaan bola sebanyak mungkin. Untuk itu Guardiola menuntut kesempurnaan dari pemainnya. Paham ini sangat berhasil di Barcelona. Bisa jadi faktor Leo Messi. Tapi Di Bayern Muenchen dan Manchester City, Guardiola hanya berhasil di liga domestik tapi gagal mempersembahkan gelar juara Liga Champions Eropa.

Meski bertandang ke kandang lawan, City tetap bermain menyerang dengan penguasaan bola maksimum. Tak ada dalam pikiran Guardiola untuk bermain bertahan. Buatnya menyerang adalah cara bertahan yang paling baik.

Guardiola tetap menggunakan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1.

Sementara Mourinho tampaknya akan lebih memilih formasi 4-1-4-1 atau false nine. Lebih bertahan atau mermakir bus di depan gawang Hugo Lloris sambil menunggu ruang dan waktu untuk melakukan serangan balik.

Apakah Mourinho mampu menipiskan selisih kekalahannya dari Guardiola? Ataukah laga ini menjadi penanda Mourinho memasuki senjakala (meredupnya) dalam dunia kepelatihan? Kita lihat saja malam nanti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.