Menegangkan tapi Menyenangkan di Konferensi AWMUN 2021

- vstory
VIVA – Asia World Model United Nations (AWMUN) Virtual Conference 2021 telah usai. Saya, Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), pelajar kelas XII Bahasa MAN 1 Jombang, Jawa Timur, merupakan delegasi konferensi virtual AWMUN yang dilaksanakan selama tiga hari pada 27-29 Agustus lalu. Konferensi ini dihadiri oleh 1105 peserta perwalikan dari 57 negara.
Konferensi AWMUN 2021 terbagi dalam dua belas council. Saya memutuskan bergabung dalam konsil United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sejatinya, saya memilih sebagai delegasi Indonesia, namun panitia memutuskan, bahwa saya mewakili negara Netherlands. Saya terkesan dengan pimpinan direksi Mark, Aiman dan Nindi. Mereka sangat profesional dalam memimpin sidang dan mengendalikan komite.
Ketika itu, hari pertama, saya menikmati pertunjukan spektakuler cultural night secara virtual “Bajidor Kahot Dance” oleh Sanggar Tari Larasati pada opening ceremony. Setelah itu, saya menyimak sambutan Sekretaris Jenderal AWMUN, Shofie Saraf, dan juga pembicara yang menginspirasi saya, Dr. Sue Vize. Ia merupakan Penasihat Regional UNESCO untuk Ilmu Sosial dan Humaniora untuk Asia Pasifik yang berbasis di Bangkok.
Keesokan harinya, saya melanjutkan kegiatan Sidang Komite dimulai dari MUN 101. Pada sesi ini, saya dan para delegasi lainnya belajar tentang bagaimana melakukan MUN melalui penjelasan dari Board of Director (BoD), disertai simulasi contoh-contoh praktis.
Kemudian, dilanjutkan ke konferensi yang sebenarnya. Saya bersemangat mengikuti sesi dengar pendapat (caucus) dari delegasi negara dan diskusi dalam simulasi sidang anggota. Acara dimulai dengan Roll Call, General Speakers’ List, Moderated Caucus, Unmoderated Caucus, dan Topic Discussion. Semua delegasi benar-benar memberikan upaya terbaiknya, penuh semangat, serta antusias dalam diskusi.
Kegiatan yang luar biasa ini telah menginspirasi saya. Banyak pelajaran dan pengalaman baru yang mewarnai perjalanan hidup saya. Dalam kesempatan diskusi, saya diberi kesempatan menyatakan pendapat. Saya menyoroti tentang transformasi pendidikan, isu radikalisme, hingga peran generasi muda untuk perdamaian dunia di era teknologi internet industri 4.0 sesuai topik UNESCO, "Empowering Youth to Build Peace".
Di sesi moderated caucus, saya menyampaikan pendapat tentang solusi global terkait transformasi pendidikan di era teknologi internet industri 4.0, serta peluang dan risikonya terhadap masa depan generasi Z dan perdamaian dunia.