Inovasi Penanganan Stunting di Bandung

Penderita Stunting
Sumber :
  • vstory

VIVA – Stunting ini menjadi masalah bahkan mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan. Stunting adalah salah satu penyakit kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga memengaruhi faktor pertumbuhan anak, yaitu tinggi anak terhambat atau lebih rendah daripada anak anak seusianya.

Penetrasi Asuransi di RI Masih Rendah, MSIG Life Genjot Inovasi Kesehatan dan Digital

Angka prevalensi pada stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 24,4%. Jumlah ini masih melebihi standar yang ditetapkan WHO. Wakil Presiden Indonesia bapak Ma’ruf Amin menargetkan bahwa angka prevalensi stunting pada tahun 2022 ini dapat turun minimal 3% dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Dan di fokuskan pada penurunan stunting ini kepada daerah-daerah yang prevalensi stuntingnya ini cukup tinggi. Wakil Presiden pun mendukung berbagai upaya yang dilakukan dalam penanganan stunting.

Daerah-daerah yang memiliki banyak kejadian anak stunting itu sangat harus di perhatikan yaitu daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan juga Sumatera Utara. Upaya tersebut bertujuan agar anak-anak di Indonesia dapat tumbuh, berkembang, serta belajar, berinovasi dan bersaing dalam skala global secara optimal dengan kemampuan emosional, sosial, dan fisiknya.

Ilmuwan China Ciptakan Pengisi Daya Nirkabel yang Aman untuk Tubuh Manusia

Pencapaian dari Sustainable Development Goals (SDGs) tidak terlepas dari peranan yang sangat penting yaitu yang diberikan kepada Dinas Kesehatan (DinKes) Kota Bandung yang mempunyai inovasi “Program Bekal Anak Sekolah Bergizi, Enak, dan Murah (Beras Merah)” yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting yang tinggi pada Kota Bandung.

Program ini adalah bagian dari aksi mencegah stunting yaitu mengakhiri kelaparan, dan perbaikan gizi. Jadi masyarakat ini mendapatkan edukasi yaitu dengan menyediakan bekal makanan gizi seimbang bagi anak-anak sekolah sehingga dapat menurunkan angka stunting di Indonesia. Faktor yang dapat mempengaruhi anak stunting antara lain pengetahuan masyarakat tentang pola makan yang tidak seimbang, harga makanan yang bergizi selangit, dan sulitnya akses air bersih di masyarakat.

5 Fakta Penting tentang Gym untuk Kesehatan Tubuh hingga Kehidupan Seksual

Wakil Wali Kota Bandung pun ikut turut serta pada sosialisasi dan edukasi menyambut baik pada program beras merah. Menurut beliau para orangtua harus membiasakan anak-anaknya membawa bekal yang sehat serta makanan gizi seimbang dan tidak membiasakan para anak-anaknya untuk memakan jajan di pinggir jalan, karena dalam masalah kebersihannya pun masih diragukan apalagi kandungan gizinya sangat diragukan.

Wakil Wali Kota Bandung mendorong masyarakat Kota Bandung untuk memperkenalkan program Beras Merah, karena program tersebut bertujuan untuk menjaga pola makan yang sehat setiap harinya.

Wakil Wali Kota Bandung yaitu Ibu Yana Mulyana menyimpulkan hal ini dapat mengakibatkan perubahan pola makan yang pada akhirnya dapat menurunkan angka stunting. Mulai dari tanggal 2 April 2019 ini program Beras Merah telah dilaksanakan di 21 SD dan menjadi panutan bagi sekolah-sekolah lainnya. Ke depannya, program ini akan diterapkan di seluruh sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA di Kota Bandung, Jawa Barat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.