Hati-hati, Diare Terus-menerus pada Balita Bisa Sebabkan Stunting

Ilustrasi orang tua ajarkan anak toilet training
Sumber :
  • Pexels

VIVA Lifestyle – Cuci tangan pakai sabun merupakan kegiatan yang sederhana tetapi mempunyai dampak yang besar, salah satunya mencegah stunting atau malnutrisi. Aktivitas ini merupakan teknik dasar dan terpenting untuk mencegah penyakit menular seperti diare dengan tingkat keberhasilan 80 persen untuk pencegahan infeksi umum dan 45 persen berkaitan dengan pencegahan penyakit yang lebih besar. 

Ternyata Ibu Rumah Tangga Berisiko Lebih Tinggi Alami Stress Dibanding Wanita Pekerja

Diare yang berlangsung terus-menerus pada balita dapat menghambat penyerapan nutrisi yang bisa menyebabkan stunting. Hubungan antara gizi dan air, sanitasi dan kebersihan (WASH) sangat kompleks dan tumpang tindih. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Air yang tercemar dan perilaku sanitasi serta kebersihan yang rendah dapat berkontribusi pada stunting melalui tiga kunci yaitu diare, cacing usus, dan disfungsi usus lingkungan (EED) akibat paparan jangka panjang terhadap kondisi lingkungan yang tidak higienis. 

Mengandung Serat Hingga Vitamin, Ahli Gizi Sarankan Anak Konsumsi Multigrain untuk Sarapan

Ilustrasi stunting

Photo :
  • Direktorat P2PTM Kemenkes

Di Indonesia, tahun 2021 kasus diare pada balita yang terlaporkan mencapai 818.687 kasus. Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah kasus sebesar 158.355, dan NTT di urutan ke-9 sebesar 17.523 kasus.

Cakupannya Menurun, Kemenkes Imbau Lengkapi Vaksinasi Anak-anak hingga Orang Dewasa

Sebagai langkah kolaboratif untuk mencegah stunting akibat penyakit menular, Save the Children bersama dengan Unilever Lifebuoy telah menjalankan program Better Investment For Stunting Alleviation (BISA) sejak 2019 yang berfokus pada perubahan perilaku yaitu ‘Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)’ dan bertujuan untuk mempromosikan praktik kebersihan di antara ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja di dua provinsi yaitu Jawa Barat dan NTT. 

Data survei baseline pada tahun 2018 dan endline program pada tahun 2024, menunjukkan kenaikan dari 54,8 persen hingga mencapai 81,5 persen atau sebanyak 4.187 jiwa di Jawa Barat dan NTT.

“Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular yang bisa berkontribusi pada stunting. Program ini telah menunjukkan hasil yang mengesankan dalam meningkatkan perilaku CTPS di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kami berharap program ini dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia untuk membantu mencegah penyakit menular dan meningkatkan kesehatan ibu, anak-anak, dan masyarakat setempat,” kata Acting Director of Health and Nutrition, Aduma Situmorang dalam keterangannya, dikutip Selasa 30 April 2024.

Sementara itu, Global Brand Director Lifebuoy, Unilever, Parnil Sarin mengungkap, program ini sangat istimewa karena menggabungkan keahlian dan juga Save the Children untuk mengubah kehidupan perempuan, gadis remaja, dan anak-anak, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan gizi yang lebih baik melalui praktik kebersihan tangan yang tepat dan agar dapat membantu anak-anak untuk mencapai potensi terbaik mereka. 

Strategi progam BISA untuk merubah perilaku adalah dengan menggunakan modul “Orang Tua Bertangan Ajaib” atau “Mom’s Magic Hand (MMH)” dari Lifebuoy, dengan pendekatan emotional-demonstration (Emo-Demo), sebuah metode interaktif untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara menyenangkan, seperti penggunaan kartu, stiker, lagu, dan pengingat visual lainnya untuk mengajarkan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun dan tujuh waktu penting CTPS.  

Selama kurang lebih enam tahun, program ini telah menjangkau 543.063 ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya