Dampak Perang Rusia-Ukraina pada Indonesia

Jokowi dan Putiin (kremlin.ru)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Perang Rusia-Ukraiana berdampak besar pada Indonesia. Seperti kita ketahui, Rusia jalur gas dan minyak mereka melalui choke point (titik cekikan), Crimea dan Donbas. Wilayah tersebut adalah bagian dari Ukraina.

Antasari Azhar Ucapin Selamat ke Prabowo-Gibran: Semoga Komitmen Berantas Korupsi

Bayangkan bila Ukraina masuk NATO?

Langsung otomatis choke point USA dan Europe bisa blokade Pelabuhan Crimea dan Donbas.

PDIP Tak Mau Pusing Mikirin Jokowi dan Gibran yang 'Bakar' Rumahnya Sendiri

Russa bisa tercekik, gas dan BBM di mana menjadi 90% pendapatan negara bisa terblok.

Sekarang Rusia pun kelabakan. Salah satu kemungkinan besar Rusia adalah pasar India, dan Tiongkok. Oleh karena itu Rusia takut kepada Indonesia.

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Apa kaitannya dengan Indonesia?

Saat ini Indonesia diutus USA dan Eropa supaya mengancam Rusia. Kok bisa?

Salah satu caranya memperbaiki Hubungan Rusia adalah bersama-sama dengan Tiongkok. Sedangkan choke point Tiongkok adalah Selat Melaka.

Sebanyak 70?M Tiongkok dijemput lewat Selat Melaka. Tiongkok mau bikin BRI belt road initiative langsung jalur kereta dari Beijing ke Pakistan. Tapi rencana tersebut terhalang covid.

Otomatis Sekarang, Rusia dan Tiongkok menjadi darling Indonesia. Rusia mau membantu membangun Kolaborasi di IKN.

Sebaliknya, USA mati-matian inginkan investasi di Indonesia. Padahal sebelumnya zaman old Indonesia pernah di-blokade alusista USA dan Australia.

Oleh karena itu, pilpres ini USA mati-matian membuka latihan perang US - Indonesia, di Manado tahun lalu.

Oleh karena itu, USA pun mengulurkan tangan, madu dan racun. Bilamana mau kerja sama latihan perang dengan US, maka Indonesia dibantu utang kredit IMF. Luhut sedang mengurai masalah ini minggu ini ke USA.

Bila tidak, maka seperti kejadian bulan Desember 2021 pemerintah terpaksa menyerah dengan minta Bank Indonesia membeli SUN sebesar Rp800 Triliun.

Sedangkan forecast Bank Indonesia untuk jumlah suplai uang beredar M2 akan turun dari sekarang di level Rp7.800 triliun turun ke Rp7.000 triliun.

Artinya tidak ada tambahan utang baru IMF di tahun depan, dan Indonesia belum tahu bagaimana caranya mengumpulkan cicilan utang Rp 800 triliun. Mungkin pilihannya pahit yaitu gunakan dana Jamsostek, atau BPJS kesehatan. Pilihan lebih pahit adalah gunakan dana asuransi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.