- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) siap mengajukan dua opsi larangan penggunaan premium kepada Komisi VII DPR Kamis esok. Dalam pembahasan itu, DPR dipersilahkan memberikan opsi baru atau opsi lain yang lebih baik.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Waryono Karno mengatakan dua opsi pembatasan BBM, yaitu opsi pertama hanya kendaraan pelat kuning, motor dan nelayan yang diperbolehkan menggunakan BBM bersubsidi dan opsi kedua mobil pelat hitam di atas tahun 2005 dilarang menggunakan premium.
"Kami tawarkan opsi satu dan opsi dua, tapi mungkin wakil rakyat jika tidak setuju dapat menambah opsi pada pertemuan besok, ini merupakan kesepakatan politik," katanya di Jakarta, Rabu 8 Desember 2010.
Dia menjelaskan dari sisi pemerintah dan operator penyalur BBM bersubsidi sebetulnya telah siap untuk melakukan larangan penggunaan premium per 1 Januari 2011 yang akan dimulai di Jabodetabek. Namun itu semua masih harus menunggu persetujuan dari DPR.
"BBM itu keputusan politik antara pemerintah dengan DPR, legislatif dan eksekutif sama-sama harus memikirkan kebijakan seimbang, di satu sisi tidak membebankan rakyat dan satu sisi tidak memberatkan APBN," kata dia.
Dia mengklaim semua mobil pelat hitam sebetulnya telah siap untuk tidak membebani subsidi dengan tidak membeli bensin premium. Karena itulah subsidi BBM bersubsidi saat ini jatuh ke tangan orang mampu. Namun Ia menjamin subsidi untuk masyarakat kecil tidak akan dicabut seperti subsidi untuk angkutan umum.
Saat ditanya mengapa pengguna premium tidak dialihkan ke Bahan Bakar Gas (BBG), Waryono mengaku BBG masih terbatas infrastruktur. Untuk daerah Jabodetabek saja SPBG sangat terbatas, hal ini dikarenakan untuk membuat SPBG membutuhkan jaringan pipa.
"Kalau SPBU kan banyak, tapi kalau SPBG masih sedikit, karena membutuhkan jaringan pipa," katanya. (hs)
5 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar
Menjaga keseimbangan nutrisi dan asupan makanan sangat penting bagi ibu menyusui. Karena kualitas dan kuantitas ASI (Air Susu Ibu) dapat dipengaruhi beberapa faktor.
