- Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2012 lalu sebesar 0,07 persen (month to month), lebih rendah dibanding April 2012 sebesar 0,21 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender (year to date) sebesar 1,15 persen dan inflasi year on year tercatat 4,45 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, dari 66 kota yang diamati, 37 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi sebesar 0,93 persen terjadi di Pontianak, sedangkan inflasi terendah terjadi di Balikpapan sebesar 0,04 persen.
"Sebanyak 29 kota terjadi di deflasi, tertinggi di Pangkal Pinang yaitu minus 1,15 persen, diikuti Jayapura minus 0,49 persen," kata dia dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Jumat 1 Mei 2012.
Menurut Suryamin, komponen penyebab utama inflasi yaitu bawang merah akibat paceklik yang membuat suplai berkurang. Kenaikan harga bawang merah terjadi 46 kota, bahkan di Tegal harganya naik 55 persen dan Sumenep sebesar 47 persen. Kota lainnya rata-rata turun 10-15 persen.
Kedua, lanjutnya, yakni kenaikan harga ayam ras akibat pasokan berkurang. Harganya naik di 34 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tertinggi di Probolinggo dan Bima.
Harga gula pasir juga mengalami kenaikan, karena kurangnya pasokan bahan baku. Terjadi kenaikan harga di 51 kota, tertinggi di Tasikmalaya dan Denpasar sebesar tujuh persen. Harga cukai rokok pun naik di 24 kota, tertinggi di Bima sebesar enam persen dan Bekasi lima persen.
Sementara itu, penyebab utama deflasi adalah cabe rawit yang turun drastis harganya karena pasokan yang cukup dan cuaca bagus. Harga cabe rawit menurun di 59 kota IHK di minggu pertama Mei lalu. Bahkan, di Kediri turun 67 persen dan Sumenep 72 persen, serta di kota lainnya 10-16 persen. (asp)
Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR
Bagi karyawan yang bekerja di Jakarta dengan rata-rata gaji UMR, atau upah minimum regional sebesar Rp5 jutaan, ada beberapa mobil baru yang bisa dibeli dengan kredit....
