VIVAnews - Penurunan suku bunga yang dipicu rendahnya inflasi membuat obligasi kian menarik, terutama obligasi pemerintah. Jarak suku bunga bank dengan kupon obligasi kini semakin lebar, sehingga menguntungkan bagi investor.
Makanya tidak heran jika sukuk ritel yang baru saja diluncurkan pemerintah laku keras hingga Rp 5,5 triliun, jauh melebihi target indikatifnya yang hanya Rp 1,7 triliun. Demikian pula lelang empat seri surat berharga negara, Selasa 24 Februari 2009 yang berhasil meraup Rp 6,15 triliun.
Investor semakin rajin mengoleksi obligasi pemerintah karena risikonya yang rendah. Mereka yakin dalam kondisi apapun pemerintah tetap akan membayar kupon obligasi hingga jatuh tempo. "Yang jelas ada kepastian investor menerima return," kata Direktur PT Mandiri Manajer Investasi Andreas M Gunawidjaja di Jakarta, Selasa 24 Februari 2009.
Karenanya, menurut Andreas, jika ingin berinvestasi dalam jangka pendek, sekaranglah saatnya membeli produk investasi berbasis obligasi. Bisa dengan membeli reksa dana pendapatan tetap, atau reksa dana terproteksi. Beda dan instrumen ini adalah reksa dana pendapatan tetap bisa dibeli dan dijual kapan pun. Sedangkan reksa dana terproteksi hanya bisa dibeli pada pasa masa penawaran dan ditarik pada saat jatuh tempo. "Reksa dana terproteksi memberikan kenyamanan pada saat jatuh tempo, tapi sebenarnya keduanya sama saja," kata dia.
Namun jika ingin berinvestasi dalam jangka panjang, reksa dana saham tetap menjadi pilihan. Andreas menilai saat ini merupakan saat yang tepat untuk berinvestasi di saham karena harganya masih murah.
Hanya saja, reksa dana saham di mata investor kini kurang menarik karena masih dalam kondisi ketidakpastian krisis keuangan global, sehingga penurunan indeks masih bisa terjadi. Apalagi pertumbuhan ekonomi mulai menukik dan diperkirakan hanya empat persen tahun ini. Kondisi itu diduga akan mempengaruhi penjualan emiten sehingga laba bersihnya akan terpangkas. "Tidak ada penggerak saham untuk naik, karena laba perusahaan menurun," katanya.
Namun reksa dana saham masih memungkinkan di koleksi dengan catatan, investasi ini tetap dipertahankan sampai pasar saham pulih lagi sehingga keuntungan bisa dinikmati. "Tapi sebaiknya tidak langsung menempatkan reksa dana saham dalam jumlah besar sekaligus pada saat ini, sebaiknya sedikit demi sedikit namun teratur," kata Andreas.
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Timnas Indonesia U-23 menang secara heroik atas Korea Selatan pada perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Jumat 26 April 2024. Garuda
Akibat perbuatannya MA dijerat dengan pasal 480 ayat (1) ke-1e dan 2e KUHP tentang Penadah Hasil Kejahatan. Sedangkan DY dan RE sama-sama dijerat dengan pasal 372 dan 378
Perusahaan Rokok Asal Korea Investasi Pembangunan Pabrik Senilai Rp6,9 Triliun di Pasuruan
Malang
24 menit lalu
Perusahaan asal Korea, KT&G menginvestasikan modal senilai Rp6,9 triliun untuk membangun pabrik rokok ke-2 dan ke-3 di kawasan Pasuruan Industri Estate Rembang (PIER)
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, buka taktik tim asuhannya bisa mengandaskan Korea Selatan di perdelapan Final Piala Asia U23, pada Jumat dini hari, 26 April 2024
Selengkapnya
Isu Terkini