Australia Tawarkan Indonesia Investasi Sapi Rp546 Miliar

Sapi Australia
Sumber :
  • agmastes.com
VIVAnews -
Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe
Australia tertarik untuk menanamkan investasi khusus di bidang sapi dan daging sapi sebesar AUS$60 juta di Indonesia. Dalam Pertemuan Pemimpin Negara Tahunan di Istana Bogor, Jumat 5 Juli 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Kevin Rudd sepakat meningkatkan kerja sama impor daging yang sebelumnya sempat terputus.

Terpopuler: Adu Laris Fortuner vs Pajero Sport, Shin Tae-yong Mudah Beli Palisade

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan jelang bulan Ramadhan, Lebaran dan Tahun Baru, Indonesia kekurangan stok daging sapi. Sehingga kerja sama ini dipandang positif untuk menambah pasokan dalam negeri.
Terkuak, Ini Peran 5 Tersangka Barus Kasus Korupsi Timah


Tak bisa dipungkiri, kata Hatta, kelas menengah di Indonesia meningkat cukup tinggi. Sehingga kemungkinan pertambahan kebutuhan pada tahun-tahun mendatangan akan sangat tinggi.


"Ya kita harus impor (jelang Lebaran) kalau tidak harganya melejit Rp100 ribu nanti. Kuota kita masih kurang. Hitungan Kemendag itu, sekitar 100 ribu ton. Kita 80 ribu ton. Masih ada selisih. Tapi kita harus hati-hati," ujar Hatta.


Menurut Hatta, kemarin Australia telah mengirimkan paket penawaran investasi kepadanya. Ia berjanji akan membahas penawaran itu sesegera mungkin. Ia menuturkan, pemerintah juga menawarkan investasi sapi di NTT sebesar Rp1 triliun.


"Kita kan tidak ingin ada impor terus. Kita ingin ada investasi di dalam," katanya.


Ada tiga paket penawaran dari Australia. Pertama, investasi, kedua cattle breeding dan ketiga capacity building. Paket ini diajukan oleh Ina-Aussie beef and cattle industtry government forum.


"Bukan sekedar bicara impor, kita tidak ingin tergantung seperti itu walau kita menyadari penduduk kita yang 250 juta ini tidak mungkin makan daging cuma 2,2 kilogram setahun," jelas Hatta.


Ia pun mengungkapkan investasi sebesar AUS$60 juta tersebut belum termasuk investasi menyangkut breeding. Rencananya, pemerintah juga akan mendorong pihak swasta untuk berinvestasi. (sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya