VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik pada hari ini telah merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2016, sebesar 5,02 persen. Angka tersebut, tercatat lebih rendah dibandingkan capaian kuartal II 2016 yang sebesar 5,18 persen.
"Kami melihatnya, kalau kita mencapai lima persen saja sudah bagus," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roslani dalam acara Rapat Kerja Nasional Kadin bidang Kelautan dan Perikanan di hotel Aryaduta, Jakarta, pada Senin 7 November 2016.
Penurunan pertumbuhan tersebut, menurutnya, masih masuk batas wajar, mengingat kondisi ekonomi dunia masih melemah, dan tantangan eksternal maupun internal ekonomi Indonesia masih sangat tinggi.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa melemahnya kondisi ekonomi Indonesia sepanjang kuartal III 2016, disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang belum cukup stabil, dengan tingkat pertumbuhan yang tidak merata.
Bahkan, kalangan pengamat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2016, diperkirakan bergerak stagnan (datar), atau lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016.
Rosan mengungkapkan, dengan capaian pertumbuhan tersebut, maka sepanjang tahun target pertumbuhan ekonomi sangat sulit dicapai dan diperkirakan tidak banyak mengalami perkembangan.
"Hingga akhir 2016, ekonomi sulit mengalami perkembangan lagi, hal itu telah menjadi pembicaraan antar pengusaha," ujar dia. (asp)