Kemenhub Klaim Tol Laut Bikin Harga Semen di Papua Turun

Buruh mengangkut semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengakui harga semen di Indonesia timur masih terbilang tinggi. Namun, saat ini melalui program rumah kita atau sentra logistik, harga semen sudah mulai turun di Indonesia timur. 

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional RI Jadi 17, Simak Daftarnya

Berdasarkan data PT Pelindo IV, telah terjadi penurunan disparitas harga semen di tingkat konsumen. Diantaranya, di Wamena, Papua, harga semen yang semula Rp500 ribu per sak telah dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu per sak atau turun 40 persen. Di Jayapura, juga sudah turun dari Rp95 ribu per sak menjadi Rp85 ribu atau turun 10 persen.

Lalu di Nabire, harga semen sudah turun dari Rp85 ribu per sak menjadi Rp75 ribu per sak, atau turun 12 persen. Sementara di Puncak Jaya, harga semen sudah bisa diturunkan meski masih tinggi, yakni dari Rp2,5 juta per sak menjadi Rp1,8 juta per sak, atau turun 28 persen.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Bay M Hasani mengatakan, harga memang cenderung turun untuk wilayah yang dekat dengan pelabuhan. Namun, untuk daerah perintis atau sulit dijangkau masih diperlukan upaya khusus.

"Itu baru sampai ke Wamena. Belum lagi diangkut ke perintis, dan ke pedalaman. Makanya wajar bisa sampai jutaan harganya," kata Bay di kantor Kementerian Perhubungan, Rabu 16 Agustus 2017.

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Gorontalo Senilai Rp437 Miliar

Untuk itu, kata dia, ada beberapa langkah yang diusulkan oleh pihaknya. Diantaranya adalah penerapan program jembatan udara yang lebih efektif melalui kargo angkutan udara yang disubsidi. 

"Ini akan lebih murah lagi kalau kita sudah operasikan jembatan udara dengan perintis kargo udara dan subsidi kargo udara," ujar dia.
 
Ia mengatakan, untuk beberapa bandara perintis memang telah beroperasi angkutan perintis dengan kargo perintis dari pemerintah. Namun, ujarnya, perlu subsidi penerbangan komersil atau swasta untuk efektivitas penurunan harga di wilayah yang sulit dijangkau.

"Itu pakai pesawat yang besar tapi disubsidi. jadi, seperti itu nanti ke depannya. Mudah-mudahan bisa lebih rendah lagi harganya," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya