Mesir Rawan Bentrokan, Kedubes Kanada dan AS Tutup

Massa pro dan anti Mursi bentrok di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVAnews
Terungkap! Penemuan Rumah Leluhur Umat Manusia Menggemparkan Dunia
- Bentrokan berdarah di Mesir pada Rabu lalu telah membuat sejumlah negara menutup kedutaan besarnya di Kairo. Situasi di Mesir pun masih mencekam, apalagi setelah pemerintah setempat memberlakukan keadaan darurat sejak Rabu lalu dan kelompok (IM) Ikhwanul Muslimin justru kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kairo pada Jumat siang waktu setempat.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Menurut sejumlah media massa internasional, Kanada dan Amerika Serikat menutup kantor kedutaan mereka di Mesir untuk sementara waktu. Mereka tidak mau para staf masing-masing terjebak atau menjadi korban dari potensi bentrokan susulan antara pasukan keamanan dengan para pengikut IM yang masih marah atas kudeta militer terhadap Presiden Mohamed Mursi 3 Juli lalu.
5 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia,Tegal Termasuk?


Harian
The Herald Sun
, mengutip keterangan dari Departemen Luar Negeri Kanada, mengungkapkan bahwa pemerintah negara itu sudah menutup kedutaan di Mesir dan selanjutnya terus memantau perkembangan selama beberapa hari. Bila situasi di Mesir sudah kondusif, Kedutaan Kanada akan dibuka kembali, paling cepat hari Minggu 18 Agustus 2013.


Selain Kanada, AS juga telah memerintahkan penutupan Kedutaannya di Kairo, ungkap harian
New York Daily News
. Pemerintah AS juga mengeluarkan pernyataan yang "mengecam keras" aksi penggusuran bersenjata pihak keamanan pada Rabu lalu yang menyebabkan bentrokan berdarah.


Pemerintahan transisi Mesir bentukan militer mengklaim bahwa jumlah korban tewas dari bentrokan itu lebih dari 500 jiwa. Namun, IM menyatakan bahwa jumlah korban yang tewas sudah lebih dari 2.000 orang.


AS pekan lalu juga menutup Kedubesnya di Mesir selama beberapa hari. Penutupan ini terkait laporan intelijen bahwa jaringan teroris al-Qaeda saat itu berencana menyerang kantor perwakilan AS di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. (eh)  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya