Para Menlu ASEAN Siap ke Myanmar, Bahas Rohingya

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat bertemu pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi pada 2006 lalu. Mereka bahas sejumlah isu, termasuk soal etnis Rohingya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kemlu RI

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri negara-negara anggota ASEAN akan berkumpul pada Senin, 19 Desember 2016, di Yangoon, Myanmar. Mereka akan membahas perkembangan terkini di Rakhine, Myanmar, yang tengah mendapat perhatian luas.

Kekejaman Junta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Tak Dikasih Makan dan Ditelantarkan Saat Sakit

Ini merupakan kali pertama pertemuan para menteri ASEAN terkait dugaan kekerasan yang terjadi atas etnis minoritas Rohingya di Rakhine. Kekerasan itu membuat banyak warga Rohingya menyelamatkan diri ke sejumlah negara tetangga, termasuk ke Indonesia.

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, mengungkapkan pertemuan itui dilakukan atas undangan dari negarawan Myanmar, Aung San Suu Kyi. Salah satu isu penting yang akan dibahas para menteri yaitu mengenai akses terhadap bantuan kemanusiaan.

Aung San Suu Kyi Sakit, Junta Myanmar Tolak Permintaan Dokter dari Luar

"Pertemuan ini adalah permulaan yang baik. Salah satu perhatian kita terkait Rakhine adalah masalah kemanusiaan. Kita tidak ingin kemanusiaan di sana memburuk sehingga kita akan bicara kepada Pemerintah Myanmar mengenai pentingnya membuka akses kemanusiaan. Permintaan ini pun sudah ditanggapi positif oleh Suu Kyi," ujar Retno kepada wartawan di Gedung Kemlu, Jakarta, Jumat malam, 16 Desember 2016.

Sejauh ini, kata Retno, bantuan Indonesia untuk masyarakat di wilayah Rakhine pun telah tersalurkan. Bantuan tersebut antara lain pembangunan empat gedung sekolah, dan baru-baru ini juga telah dibangun dua gedung tambahan untuk sekolah negeri.

Aung San Suu Kyi Dapat Grasi dari Junta Myanmar

"Sekolah ini diperuntukkan bukan untuk salah satu pihak tertentu, ini terbuka untuk komunitas Muslim maupun Buddha. Pada level ini kita ingin tegaskan bahwa perbedaan itu adalah kenyataan yang harus diterima, kita siapkan sekolah negeri ini terbuka untuk semua komunitas," ujarnya.

Seperti diketahui, pada 6 Desember, Retno secara khusus bertemu dengan Aung San Suu Kyi untuk menyampaikan secara langsung keprihatinan Indonesia atas kejadian di wilayah Rakhine. Retno mengatakan, saat pertemuan tersebut Suu Kyi sangat terbuka dan saling berbagi pengalamannya dengan Indonesia.

"Saya bicara empat mata dengan beliau dan secara terbuka menyampaikan harapan Indonesia. Saya juga sampaikan kita siap membantu. Sudah cukup lama kita kerja sama dengan Myanmar dalam berbagai bidang jadi kita akan terus perkuat hal ini," kata dia.

Selain bertemu dengan Suu Kyi dan menteri luar negeri lainnya, Retno juga dijadwalkan akan berkunjung ke Bangladesh. Seperti diketahui, Bangladesh adalah salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Myanmar dan menjadi salah satu negara tujuan etnis Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan Rakhine.

Lebih dari 20 ribu etnis Rohingya telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh, akibat dugaan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya