VIVAnews – Ibu rumah tangga bernama Endang Sri Maryati, 44 tahun, mengadu ke kantor Kontras di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 29 Januari 2010. Dia mengaku tidak puas dengan hukuman yang dijatuhkan pengadilan kepada para pelaku pembakar anaknya.
"Saya tidak terima anak saya sudah diperlakukan seperti itu. Saya minta para pelaku dihukum seumur hidup," kata warga Temboro Magetan, Jawa Timur ini.
Kemudian Endang menceritakan peristiwa tragis yang akhirnya merenggut nyawa anaknya, Zarkasih, 27 tahun. Menurut dia, kasus ini berawal dari datangnya tuduhan dari sejumlah santri di salah satu pesantren di Magetan bahwa Zarkasih yang merupakan staf pengajar di pesantren itu menghamili seorang santriwati.
"Jika memang benar anak saya pelakunya, saya akan bertanggung jawab terhadap perbuatan anak saya," ujar Endang waktu itu.
Lalu, keluarga meminta pertanggungjawaban kepada Zarkasih. Karena rembugan menemui jalan buntu terus, persoalan itu tidak tuntas.
Pada 3 Mei 2009, sekitar 14 santri mendatangi rumah Zarkasih sambil membawa bensin. Mereka pun menyiramkan bensin dan membakar Zarkasih dan kios HP milik keluarga Zarkasih. Rumahnya pun ikut terbakar.
Akibat dari kejadian itu, Zarkasih harus dirawat di RSU Madiun. Lima hari kemudian dia meninggal dunia karena luka bakar parah.
Kasus ini kemudian dibawa ke polisi. 14 orang itu lalu ditangkap. Selesai pemberkasan, polisi melimpahkan ke pengadilan.
Oleh pengadilan, sembilan pelaku dijatuhi hukuman satu tahun penjara, dua orang dijatuhi hukuman lima tahun, dan yang lainnya dihukum empat tahun.
Tapi hukuman itu dianggap terlalu ringan oleh keluarga Zarkasih puas. Itu sebabnya mereka mengadu ke Kontras.
Menanggapi kasus ini, Koordinator Kontras Usman Hamid akan mendampingi keluarga Zarkasih untuk melapor ke Komnas HAM.
"Awalnya ini memang perkara kriminal atau pidana umum biasa. Tapi ketika proses hukum tidak berjalan semestinya, maka ini sudah menjadi persoalan HAM," ujar Usman.
Baca Juga :
Panas Ekstrem Melanda Thailand, 30 Orang Tewas
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap durasi hidup seseorang, termasuk gaya hidup, faktor genetik, risiko kesehatan, dan faktor lain. Ini negara kematian tinggi
AHY Wanti-wanti Prabowo Usai Bertemu Cak Imin
Politik
25 Apr 2024
Ketua Umum Partai Demokrat AHY merespons pertemuan Prabowo Subianto dengan Cak Imin di kantor DPP PKB, Rabu. AHY memberikan peringatan ke Prabowo
Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel
Nasional
25 Apr 2024
Kantor Wali Nagari Singguliang Lubuak Aluang Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman disegel oleh warga setempat, Kades dituduh hubungan sejenis
IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...
Bisnis
25 Apr 2024
Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjawab pertanyaan soal pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terhadap profesi dalam kolom komentar di media sosialnya.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun, memberikan tanggapannya terkait peluang pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar bergabung ke Pemerintahan usai kalah di Pilpres.
Selengkapnya
Partner
Untuk menunggu kabar baik BLT UMKM BPUM cair, pelaku usaha juga bisa mendapatkan bantuan lain dari pemerintah. UMKM bisa mendapatkan bantuan dengan nominal Rp 2,4 juta m
Skor 97 Persen, PT Smelting Raih Predikat Gold Sertifikasi Sistem Manajemen Pengamanan
Jatim
10 menit lalu
Prestasi ini bukan hanya mencerminkan dedikasi PT Smelting terhadap keamanan, tetapi juga menegaskan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan standar keamanan.
Leap Day mengisahkan kehidupan Day yang lahir pada tanggal 29 Februari di siang hari, namun saat dia lahir semua keluarganya meninggal dan kini dia hidup bersama pamannya
Berawal dari keinginannya mencari penghasilan tambahan, mantan Kades Tambak Mekar tahun 1997 itu, membuat kelompok UMKM dari ibu - ibu PKK, dengan memanfaatkan potensi
Selengkapnya
Isu Terkini