- Photobucket/Jhon Ipenk
VIVAnews – Anggota komunitas pengguna layanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek menolak rencana kenaikan harga tiket kereta. Sebab, sampai sekarang fasilitas dan layanan KRL masih sangat memprihatinkan.
“Tingkatkan dulu pelayanan, baru bicara kenaikan tarif KRL,” kata Nurcahyo, pengelola situs krlmania.com. Situs ini merupakan ruang bagi pengguna KRL berbagi cerita.
Fasilitas dan layanan kereta yang sampai sekarang dinilai masih memprihatikan, khususnya untuk kelas ekonomi non AC. Gerbong KRL yang terlalu pendek, bahkan tidak jarang jadwal perjalanan kereta dibatalkan.
Menurut pelanggan KRL lainnya, Jackson Anton, harusnya pemerintah meningkatkan subsidi tarif serta menambah jumlah kereta, bukan justru menaikkan. Sebab, penghasilan para pelanggan KRL kelas ekonomi rata-rata rendah.
Mengenai alasan PT KAI mengusulkan kenaikan harga tiket karena untuk penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) yang kini juga naik, Jackson mengatakan hal itu tidak bisa jadi alasan.
Menanggapi alasan PT KAI yang mengusulkan kenaikan tarif demi peningkatan pelayanan dan sudah melalui survei kepada para pelanggan kereta, Jakcson menyangkal ada survei semacam itu.
“Saya sudah bertanya ke teman-teman, tapi katanya tidak pernah disurvei. Jangan-jangan survei hanya dilakukan siang hari ketika penumpang tidak banyak,” katanya.
Usulan kenaikan tarif ini sebelumnya diungkapkan Sugeng Priyono, Kepala Humas PT KA Daop I. Khusus untuk KRL Jabodetabek, kenaikan yang diusulkan bervariasi, mulai dari Rp 1.000 sampai Rp 3.000 atau berdasarkan kelasnya. Sementara untuk kereta jurusan jarak jauh, rencananya naik sampai 12 persen.
“Usulan ini telah kami sampaikan ke Kementerian Perhubungan (Kemhub),” kata Sugeng.
Dikatakan, usulan kenaikan harga tiket kereta telah diajukan ke pemerintah pusat sejak Maret 2010. Sekarang, pembahasan di tingkat pemerintah masih berlangsung.
Usulan ini merupakan dampak dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Apalagi, TDL untuk traksi (keperluan KRL) naik sebesar 9 persen, kata Corporate Secretary PT KAI Jakarta Comuter (KCJ) Makmur Syaheran. (umi)