Pengamat : Pilkada DKI Kurang Greget

Daftar Pemilih Sementara Pilkada DKI Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id –  Proses pelaksanaan pemilihan kepala daerah DKI 2017 tinggal menghitung hari, namun pengamat menyayangkan banyaknya program yang tak realistis.

Sinyal Anies Maju Pilkada DKI 2024, PKS: Kalau Memang Cocok, Why Not?

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang mengungkapkan sejak kandidat ditetapkan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur belum ada program konkrit dan realistis yang mampu menarik keterpilihan masyarakat.

"Belum cukup terlihat dengan gamblang, menurut saya gagasannya masih mengawang-ngawang karena itu perlu di eksplorasi lebih dalam sampai ke hal yang sangat konkrit dan nyata," kata Sebastian dalam diskusi di Kawasan Sarinah, Jakarta, Selasa 3 Januari 2017.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Selain itu kata dia, Pilkada DKI 2017 juga minim isu dugaan pelanggaran yang dilakukan tim sukses kandidat calon kepala daerah. Sebab seluruh informasi tertutup oleh kasus besar yang menyangkut agama akibatnya sangat merugikan masyarakat dalam menentukan pilihannya.

"Kita mesti punya imajinasi tentang pemimpin seperti apa yang layak memimpin ibu kota negara ini. Sekarang ini imajinasi publik sangat miskin, tenggelam dengan isu yang ada dan yang paling dirugikan itu masyarakat sendiri," ujarnya.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Dalam kesempatan sama, Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai bahwa Pilkada DKI 2017 'kurang greget'. Sebab hingga satu bulan menjelang pelaksanaannya, isu yang masih dominan masih soal agama.

"Secara pribadi saya merasa sedih dengan hal ini, dua kandidat lain tidak mampu menarik isu agama ke isu isu yang rasional malah mereka seperti menikmati isu agama ini," ungkapnya menambahkan.

Dia mengingatkan para kandidat harus fokus memperjualbelikan ide dan gagasan. Katanya, Pilkada adalah soal siapa yang paling memungkinkan idenya menangulangi persoalan persoalan warga.

"Yang kedua mereka harus lebih banyak membicarakan solusi ketimbang ketemu dengan masyarakat. Melalui forum debat membahasa tentang gagasan kedepannya tentang isu yang ada. Isu tidak terlalu banyak di Jakarta seperti macet, banjir reklamasi, penganguran, pengusuran," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya