Sekda DKI Prihatin Kecelakaan Bus TransJakarta Bertambah

Armada Bus Transjakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA.co.id – Sekretaris Daerah Pemerintah DKI Jakarta, Saefullah, meminta PT Transportasi Jakarta untuk meningkatkan kualitas layanannya. Hal itu dikemukakan Saefullah setelah mendapat laporan angka kecelakaan yang meningkat dua kali lipat sepanjang 2016. Pada 2015 terdapat 418 kecelakaan. Kemudian pada 2016, angka itu naik menjadi 783 kecelekaan. 

HRV Tabrak 3 Pemotor di Sudirman, 1 Tewas, 2 Luka-Luka

"Jadi dari bus kami bertambah, dari penumpang yang kami layani juga bertambah. Tetapi yang prihatin kecelakaannya juga bertambah," kata Saefullah di Balai Kota, Jakarta, Senin 30 Januari 2017. 

Saefullah mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kecelakaan  bus TransJakarta meningkat. Di antaranya adalah, kurangnya petugas penjaga pintu jalur sterilisasi bus, tanda separator yang dianggap kurang mencolok bagi pengendara yang bersinggungan di jalan dengan bus TransJakarta. 

Hendak Menyalip Angkutan, Ibu Tiga Anak Meninggal Terlindas Truk

"Kasih warna kuning atau merah agar lebih kelihatan. Dan ditambah penempatan petugas, baik Dishub maupun aparat kepolisian. Supaya jam 05.30 WIB petugas TransJakarta dan Dishub sudah berdiri," ujarnya. 

Direktur Utama Transjakarta, Budi Kaliwono, mengemukakan banyaknya angka kecelakaan terjadi justru berada di luar jalur yang benar-benar tidak steril. 

Hilang Kendali, Mobil Tabrak 3 Orang di Tanah Abang

Ia menyebutkan, jalur tersebut merupakan lintasan nonbus rapid transit, yang bisa juga dilalui oleh kendaraan lain selain TransJakarta (mix traffic). "Bisa dibilang 90 persen mix traffic," ujarnya.

Untuk itu, dia bakal mengintensifkan kembali komunikasi dengan pihak kepolisian terkait sterilisasi jalur TransJakarta. Selain itu, Budi bakal menerapkan pola yang telah dilakukan di Koridor IV, rute Pulogadung-Dukuh Atas. 

Pada koridor itu, sejumlah persimpangan jalan diterapkan sistem contra flow. "Koridor IV (pengendara atau pejalan kaki) pagi-pagi tidak ada yang terobos. Dan masyarakat tahu bahwa jalur itu tidak bisa dilewati," ujarnya. (ren)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya