Bus Sudah Siap Bawa Jemaah Haji ke Arafah

Bus pembawa jemaah haji ke Arafah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eko Priliawito

VIVA.co.id – Jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan menuju Arafah pada 30 Agustus 2017. Sebanyak 21 bus dipersiapkan untuk membawa jemaah dari Mekah menuju Arafah dengan sistem taraddudi atau shuttle.

Kemenag Pastikan 75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

“Kalau ada 70 maktab berarti total 1.470 bus. Bus ini akan bergerak dengan sistem taraddudi, berputar sebanyak 3 kali,” kata Kasie Transportasi Daker Makkah, Asep Subhana di Mekah, Sabtu 26 Augustus 2017.

Bus yang akan mengantar jemaah ini disiapkan oleh naqabah atau organda Saudi. Dengan berputar tiga kali, satu maktab yang berjumlah sekitar 3.000 orang akan terpenuhi. Karena satu bus akan diisi 40 - 45 jemaah. 

Pelunasan Biaya Haji Ditutup pada 5 April, Kuota 213.320 Jemaah Reguler Sudah Terisi

“Semua jemaah dipastikan akan mendapat tempat duduk. Jemaah agar bersabar karena mobil akan berputar sampai semua jemaah terbawa ke Arafah,” kata Asep.

Asep menuturkan, jumlah bus dibatasi hanya 21 per maktab karena jarak Mekah ke Arafah hanya 10 km. Bila bus terlalu banyak, maka akan terjadi kemacetan total. Belum lagi dengan bus yang digunakan jemaah dari negara lain.

Terakam Momen Haru Polisi Gendong Jemaah Umroh Disabilitas, Terima Ganjaran Ini

Guna memastikan tak terjadi kemacetan parah, jumlah bus yang akan digunakan untuk membawa jemaah dari Arafah ke Muzdalifah justru akan dikurangi lagi. Dalam perjalanan ini, hanya 7 bus per maktab. Sebab, jarak Arafah – Muzadalifah lebih pendek, hanya 5 km. 

“Bus ini akan berputar terus selama 6 jam, mulai jam 18.00 – 24.00, atau sampai semua jemaah habis terbawa ke Muzdalifah,” katanya.

Pola gerak

Asep Subhana menjelaskan, pergerakan jemaah dari Mekah ke Arafah tahun ini tidak lagi menggunakan sistem undian (qurah), tapi sistem per lantai. Jemaah yang ada di lantai pertama akan berangkat lebih dahulu ke Arafah, dilanjutkan lantai berikutnya sampai habis.

Penempatan jemaah di Arafah juga akan menyesuaikan dengan sistem baru ini. Jemaah yang tinggal di lantai bawah hotel yang diberangkatkan kali pertama, akan ditempatkan di tenda paling belakang. Begitu seterusnya secara berurutan. 

“Kloter terakhir yang berangkat ke Arafah akan ditempatkan di tenda paling depan,” ujarnya. 

Pola sama dilakukan dalam pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah. Jemaah yang berangkat dari Mekah terakhir dan ditempatkan pada tenda terdepan, akan menjadi kloter awal yang berangkat ke Muzdalifah. Begitu seterusnya sampai kloter yang ada di tenda paling belakang menjadi kloter terakhir ke Muzdalifah.

“Kloter yang terakhir datang di Muzdalifah otomatis menempati tempat paling depan. Maka kloter tersebut akan diberangkatkan pertama kali ke Mina. Begitu seterusnya sampai kloter terakhir,” katanya.

Di Mina, jemaah akan menjalani proses menginap (mabit) dan lontar jumrah. Setelah prosesi ini selesai, jemaah akan dibawa ke hotel di Mekah secara bertahap dengan menggunakan bus. 

Kepala Daker Mekah, Nasrullah Jasam, kembali mengimbau agar jemaah haji Indonesia mematuhi larangan atau aturan yang dikeluarkan demi kelancaran bersama dan untuk menghindari kemacetan akibat penumpukan jemaah.

Kepada PPIH Arab Saudi, Nasrullah meminta agar menyosialisaikan waktu larangan ini, sehingga bisa dipahami dan ditaati oleh seluruh jemaah haji Indonesia. 

“Jemaah haji Indonesia agar memperhatikan dan menaati jadwal waktu melontar jumrah,” katanya.

Berikut ini waktu yang dilarang bagi jemaah haji Indonesia untuk melontar jumrah yang menjadi salah satu wajib haji:
1. 10 Dzulhijjah larangan melontar jamarat dari jam 06.00 hingga 10.30 WAS;
2. 11 Dzulhijjah larangan melontar jamarat dari jam 14.00 hingga 18.00 WAS;
3. 12 Dzulhijjah larangan melontar jamarat dari jam 10.30 hingga 14.00 WAS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya