Menebak Pelabuhan Baru Ruhut Sitompul

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.

VIVA.co.id - Ruhut Sitompul memulai karier politiknya di Partai Golkar. Saat itu, sekitar tahun 1999-2004, publik bisa melihat kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung. Selain berpolitik, Ruhut juga tercatat sebagai pengacara Akbar.

Sinyal Anies Maju Pilkada DKI 2024, PKS: Kalau Memang Cocok, Why Not?

Ruhut kemudian pindah ke Partai Demokrat tahun 2004. Langkah itu ia ambil setelah Akbar yang maju kembali sebagai ketua umum kalah bersaing dengan Jusuf Kalla pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Bali.

Saat di Golkar, tokoh kelahiran Medan, 24 Maret 1954, itu belum bisa menembus Senayan. Namun setelah pindah ke Demokrat, ia sukses menjadi anggota DPR pada Pemilu 2009. Posisi ia dapatkan lagi pada Pemilu 2014 lalu.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Selama di Demokrat, Ruhut dikenal sebagai salah satu kader yang begitu lantang membela Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh sentral di partai berlambang bintang Mercy itu, yang juga seorang Presiden. Tak hanya SBY secara personal, Ruhut juga kerap kali membela keluarga, juga Partai Demokrat dari serangan lawan-lawan politik.

Situasi berubah ketika Jakarta akan melangsungkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sejak jauh-jauh hari, Ruhut mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Ahok saat ini menduduki jabatan tersebut. Ia mendapatkan setelah Gubernur sebelumnya, Joko Widodo, naik menjadi Presiden.

Pilihan politik Ruhut itu tak sejalan dengan partainya. Dia pun sempat mendapat teguran dari SBY karena terlalu sering membela Ahok di muka publik.

Perbedaan sikap semakin jelas antara Ruhut dan Demokrat jelang pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur pada 21-23 September 2016. Demokrat yang menggandeng PAN, PKB, dan PPP, akhirnya memutuskan mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Menyikapi keputusan partainya itu, Ruhut tidak goyah. Ia justru menegaskan tetap mendukung Ahok dan justru menyesalkan pencalonan Agus karena harus mengorbankan karier militernya.

Atas sikap itu, sejumlah elite Partai Demokrat termasuk Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas memintanya mundur. Tapi ia menolak dan malah meminta agar dipecat.

Ke mana Ruhut berlabuh?

Setelah cukup lama berpolemik di media, Ruhut pun mengambil sikap. Ia memilih mundur dari jabatannya sebagai Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Partai Demokrat.

"Karena saya sudah masuk kampanye Ahok, kan saya harus turun jadi juru kampanye dan blusukan dan sebagainya," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.

Ruhut merasa tidak elok jika ia masih memegang jabatan Ketua Koordinator Polhukam Partai Demokrat sekaligus menjadi juru kampanye Ahok.

"Tapi kalau kader, saya tetap kader, karena saya sangat menghormati Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai kader tidak (mundur), karena Demokrat bukan partaiku yang pertama, tapi partaiku yang terakhir," kata Ruhut.

Meskipun demikian, Ruhut mengklaim bahwa hampir semua partai memintanya bergabung. Setidaknya dari pengakuan sejumlah politikus Golkar, dan Nasdem, mereka membuka pintu bagi suami dari Anna Rudhiantiana Legawati tersebut. Tapi dia menegaskan Demokrat adalah partainya yang terakhir.

Namun, bagaimana jika ia suatu saat harus keluar dari Partai Demokrat? Pasalnya, saat ini sejumlah partai sudah membuka pintu untuk Ruhut.

"Aku akan menjadi tokoh independen," kata Ruhut kepada VIVA.co.id, Kamis, 29 September 2016.

Ruhut mengaku akan menjalani kehidupan ke depan secara wajar. Bila tidak di Demokrat lagi, dia percaya ada sesuatu yang lebih besar yang menantinya.

"Hidup itu mengalir. Pasti ada rencana Tuhan yang lebih baik buatku. Aku tidak bisa mengatakannya karena yang tahu adalah Tuhan," kata Ruhut.

Sebelum menjadi anggota DPR, Ruhut merupakan seorang advokat dan pemain sinetron. Bahkan, perannya sebagai tokoh Si Poltak dalam sebuah sinetron yang membuatnya dikenal publik secara luas.

Entah apa sesuatu yang lebih besar yang akan didapatkan Ruhut itu. Waktulah yang akan menunjukkannya pada masyarakat.

Yang pasti saat ini, Ruhut siap menjadi juru kampanye dan memenangkan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Sebuah kontestasi yang terasa seperti Pilpres tersebut. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya