Kematian Ricko Membuat Citra Bobotoh Persib Makin Tercoreng

Almarhum Bobotoh Persib, Ricko Andrean.
Sumber :
  • instagram.com/persib_official

VIVA.co.id – Kematian seorang penggemar Persib, Ricko Andrean, akibat insiden pengeroyokan salah sasaran oleh sesama bobotoh pada laga skuat Maung Bandung kontra Persija Jakarta akhir pekan lalu masih menyisakan duka mendalam bagi publik Kota Kembang itu. Berbagai seruan pun coba disuarakan segenap komunitas suporter Persib Bandung.

Makna Mendalam Selebrasi Ala Dragon Ball dari Stefano Beltrame

Ungkapan lara sekaligus desakan untuk dihentikannya budaya kekerasan di kalangan para penonton sepakbola, khususnya Bobotoh Persib. Sejumlah pernyataan tegas terlontar mewakili situasi yang berkembang pasca berpulangnya Ricko yang harus tewas akibat melindungi suporter lawan yang tengah diserang.

Kejadian ini tentunya menghadirkan simpati sekaligus ironi bagi Bobotoh, yang kerap dikenal sportif dan sempat berlabel suporter terbaik di Tanah Air. 

Ada Agenda FIFA Matchday, Persib Bandung Libur 3 Hari

Viking Persib Club, sebagai basis besar Bobotoh tak tinggal diam menyaksikan nyawa salah satu anggota keluarga besarnya itu harus berpulang menghadap Illahi akibat keributan yang dipicu dendam kepada rivalnya, The Jakmania yang justru berujung salah sasaran. 

"Harus damai, sudah keterlaluan, sepakbola itu hiburan, harusnya senang. Sekarang semua harus bisa introspeksi diri, harus membangun atmosfir positif mulai dari diri sendiri," ungkap Ketua Viking Persib Club, Herru Joko dalam pernyataan sikapnya di akun Instagram resminya.

David da Silva Makin Ganas, Top Scorer Liga 1 di Depan Mata

Penyesalan tak kalah dalam pun coba diungkapkan petinggi Viking lainnya. "Sudahi, jangan sampai terulang, mau sampai kapan? Ibarat senjata makan tuan," ujar Dirigen Viking, Yana Umar.

Bukan cuma kalangan suporter saja yang beraksi, mantan Direktur Marketing Persib periode 2009-2015, Muhammad Farhan pun mengutuk keras tragedi yang mencoret nama besar Bobotoh. Artis yang akrab disapa Om Farhan ini juga menyesali lambannya manajemen menangani fenomena kekerasan di kalangan Bobotoh.

"Yang pasti sekarang ini sudah terjadi pembiaran kekerasan yang memakan korban. Saya juga termasuk yang menyesal tidak dari awal lebih fokus menata hal tersebut (aksi anarkis suporter). Dan yang paling penting saat ini kita harus tegas menghentikan pemikiran kekerasan dan mencari pelakunya," tegas Farhan saat dihubungi VIVA.co.id. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya