Emas Pertama Brasil dan Akhir Kepemimpinan Neymar

Penyerang Brasil, Neymar
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Brasil baru saja mencetak sejarah dengan menggondol medali emas pertama di Olimpiade. Mereka meraih prestasi tersebut usai menang atas Jerman di final Olimpiade 2016, Rio de Janeiro.

Peraih Medali Emas Olimpiade Tersandung Kasus Doping, Pilih Pensiun

Kemenangan Brasil tak diraih dengan mudah. Sempat unggul lewat tendangan bebas Neymar di menit 27, Jerman akhirnya menyamakan kedudukan pada babak kedua lewat aksi Max Meyer.

Skor 1-1 bertahan hingga 2x45 menit. Dalam perpanjangan waktu, kedua tim tak mampu mencetak gol. Akhirnya, pemenang harus ditentukan lewat babak adu penalti.

Sri Wahyuni, 'Wonder Woman' di Pentas Olimpiade

Brasil berhasil mengunci kemenangan lewat adu penalti dengan skor 5-4. Penendang Jerman yang gagal adalah Nils Petersen.

Dengan demikian, Brasil berhasil menghentikan rekor buruk mereka di Olimpiade. Ya, sebelumnya, Brasil sudah tiga kali menembus final Olimpiade, 1984, 1988, dan 2012.

Peraih Medali Olimpiade Diskors karena Hina Islam

Namun, di tiga kesempatan tersebut mereka selalu gagal menjadi juara. Baru pada 2016, Brasil merengkuh gelar juara di Olimpiade.

Pencapaian Brasil ternyata mengundang perhatian legenda Brasil, Edson Arantes do Nascimento alias Pele. Sejarah yang diciptakan oleh Neymar dan kawan-kawan, disebutnya, telah membangkitkan gairah sepakbola Brasil.

"Saya punya begitu banyak kenangan di Maracana. Dan hari ini, satu hal baru telah tercipta. Akhir yang sempurna di Olimpiade. Brasil menunjukkan keunggulan, baik di dalam dan luar lapangan," kata legenda timnas Brasil, Pele, seperti dikutip Soccerway.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pelatih Brasil, Rogerio Micale. Menurut Micale, keberhasilan Brasil meraih medali emas di Olimpiade merupakan modal bagus dalam menghadapi berbagai turnamen internasional.

"Kami bisa menatap masa depan dengan lebih percaya diri dan bangga. Sepakbola Brasil belum mati. Kami punya potensi besar dan meraih hal-hal membanggakan di masa depan," jelas Micale.

Selanjutnya

Balas Dendam yang Sempurna

Kemenangan atas Jerman di final Olimpiade 2016, menjadi balas dendam yang sempurna bagi Brasil. Ya, Brasil memang sempat menelan pil pahit saat bertemu Jerman.

Pada Piala Dunia 2014 lalu, Brasil bertemu Jerman di semifinal. Berstatuskan tuan rumah, Brasil diharapkan bisa melaju ke final dan menundukkan Jerman.

Kenyataan berbicara sebaliknya. Brasil justru dipermalukan oleh Jerman. Tak tanggung-tanggung, Jerman menghancurkan Brasil dengan skor 7-1.

"Saya yakin ini akan memberikan kami alasan untuk bangga dan mendapatkan kembali kepercayaan dari rakyat Brasil atas prestasi di level tim nasional. Kami sadar, ada tanggung jawab besar di tim Olimpiade. Sebab, sepakbola sangat penting untuk negara ini," kata Micale.

Sementara itu, Jerman merasa cukup sakit hati atas kekalahan dari Brasil. Pelatih Jerman, Horst Hrubesch, merasa seharusnya timnya bisa menang atas Brasil.

"Ini kekalahan yang sulit diterima. Kami sebenarnya tahu penalti bisa membuka peluang juara. Kami juga memiliki banyak peluang di sepanjang pertandingan," kata Hrubesch seperti dikutip situs resmi DFB.

"Saya tahu Brasil tak bisa menghancurkan kami. Tapi, kami juga tak bisa mengalahkan mereka. Pertandingan yang sengit.

Meski begitu, Hrubesch menilai ada pelajaran yang bisa diambil dari kegagalan Jerman di Olimpiade 2016. Dia menilai para pemain muda Jerman bisa mematangkan kemampuan mereka dalam menghadapi turnamen internasional yang skalanya lebih besar.

"Saya tetap senang dengan hasil ini. Kami sudah menghabiskan empat hari di perkampungan Olimpiade dan itu menjadi pengalaman yang luar biasa. Saya pikir, kami akan menatap serius sepakbola Olimpiade di masa mendatang," ujar Hrubesch.

Selanjutnya

Neymar Mundur

Keberhasilan Brasil meraih medali emas ternyata diikuti oleh keputusan mengejutkan yang diambil Neymar. Setelah mengantarkan Brasil juara Olimpiade, Neymar memilih mundur dari jabatan kapten timnas Brasil.

Alasan Neymar mundur lebih dikarenakan faktor mental. Bomber 24 tahun tersebut merasa sangat terbebani dengan status kapten timnas.

Saat tampil buruk di laga pembuka kontra Afrika Selatan dan Irak di penyisihan grup, Neymar dicaci oleh rakyat Brasil. Akhirnya, dia merasa tertekan dan tak sanggup menerimanya.

Tak cuma dari rakyat Brasil. Neymar juga merasa gerah ketika banyak media yang menuliskan hal-hal negatif tentangnya.

"Sebenarnya, saya tak menganggapnya (jabatan kapten) sebagai beban. Tapi, kalian (media) yang memberikannya kepada saya," ujar Neymar seperti dikuti SporTV.

Tak cuma di level timnas U-23, bomber Barcelona tersebut juga akan meletakkan jabatan kapten timnas senior. Dalam waktu dekat, Neymar bakal mengirimkan surat kepada pelatih timnas senior, Tite.

"Jadi, dia bisa menentukan siapa pengganti saya dengan cepat," kata Neymar.

Pada dasarnya, keberhasilan Brasil menjadi juara juga disebabkan oleh meningkatnya grafik permainan Neymar. Perlahan tapi pasti, Neymar sukses menunjukkan ketajamannya di fase gugur.

Bahkan, saat final, Neymar berhasil mencetak gol yang membawa Brasil unggul. Eksekusi penalti Neymar pula yang membuat Brasil meraih medali emas pertama di Olimpiade.

"Ini menjadi salah satu hal terbaik yang terjadi dalam hidup saya, itu saja. Saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkan perasaan saya. Impian sudah saya wujudkan. Dan meraihnya di negara sendiri, membuat saya bangga," ungkap Neymar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya