Inggris Inisiasi Asuransi Keamanan Siber

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
- Menyadari risiko berbagai serangan siber khususnya ke kalangan bisnis yang makin meningkat, pemerintah Inggris menginisiasi adanya asuransi keamanan siber. Diharapkan asuransi keamanan siber ini bisa melindungi para perusahaan dan pebisnis online sehingga mereka tetap tenang dalam menjalankan bisnis mereka.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Dikutip dari ComputerWeekly, Senin 23 Maret 2015, dalam menggelar layanan asuransi keamanan siber itu, pemerintah Inggris bekerjasama dengan Marsh, penasihat risiko dan pialang asuransi populer di Inggris.

Pembentukan asuransi itu menindaklanjuti pertemuan pemerintah dan 13 perusahaan asuransi besar di Kantor Kabinet Inggris pada November 2014. Pertemuan membahas pengelolaan bisnis di Ingris yang aman dari risiko keamanan siber.

Inisiasi itu juga sebagai respons atas laporan yang menyebutkan dalam satu tahun terakhir, 81 persen perusahaan besar di Inggris dan 60 persen perusahaan kecil mengalami pelanggaran keamanan siber.

"Pasar asuransi di Inggris terkenal di dunia dan kami ingin asuransi itu sama saja hadir dalam risiko siber. Pasar asuransi ini punya pengalaman risiko yang lebih mapan dan luas untuk membantu bisnis mengelola dan mengurangi risiko dunia maya," kata Maude, perwakilan yang mengawasi strategi keamanan siber di Inggris.

Inisiasi itu sekaligus mewujudkan ambisi pemerintah Inggris membuat negerinya menjadi tempat teraman di dunia untuk bisnis online.

Untuk menilai sejauh mana perusahaan atau usaha bisnis berisiko atas serangan, nantinya pemerintah akan menilai seberapa jauh risiko perusahaan tersebut.

Langkah pendirian asuransi cukup tepat. Sebab kerugian ancaman siber tak bisa dipandang enteng. Laporan menyebutkan ancaman siber di Inggris menelan biaya miliaran pound sterling setiap tahun, dengan biaya serangan siber hampir dua kali lipat pada 2013 dan 2014.

Laporan juga menyebutkan meski perusahaan besar telah mengambil tindakan keamanan atas bisnis mereka, namun nyatanya mereka malah menghadapai ancaman keamanan yang makin meningkat.

Survei lain menunjukkan kurang dari 10 persen perusahaan Inggris yang mememiliki perlindungan asuransi maya, meskipun 25 persen dari kepala eksekutif perusahaan memiliki sumber daya untuk melakukan langkah yang lebih bagus lagi.

Namun demikian, Maude mengatakan inisiasi asuransi risiko keamanan siber ini bukan untuk mengganti keamanan siber yang utama. Langkah tersebut hanyalah tambahan penting untuk manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan.

![vivamore="Baca Juga :"]

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
[/vivamore]
Ilustrasi Kejahatan Cyber

Ini Efek Bila Indonesia Tak Miliki Badan Siber Nasional

Jika ada serangan, siapa yang bertanggung jawab.

img_title
VIVA.co.id
28 Mei 2015