Elza Syarief: Korban Pelecehan GB Bisa Sampai Ratusan

Elza Syarief
Sumber :
  • al amin/VIVALIFE

VIVA.co.id – Elza Syarief selaku kuasa hukum dari anak-anak yang diduga menjadi korban pelecehan seks tersangka Gatot Brajamusti (GB) mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Selasa, 13 September 2016. Elza mengadukan soal kasus yang membuat para korban pelecehan seksual alami trauma hebat itu.

Lakukan Pelecehan Seksual pada Penumpang Angkot, Sopir di Aceh Dihukum Cambuk 154 Kali

"Kami datang untuk mengadukan kepada KPAI, untuk meminta  perlindungan. Karena anak-anak ini alami traumatik luar biasa," kata Elza Syarief  di Kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 13 September 2016.

Diutarakan Elza, sampai saat ini sudah delapan anak yang melaporkan mengaku telah menjadi korban pelecehan seks oleh Gatot termasuk yang berinisial  CT. "Saat ini yang bersama saya baru delapan anak dengan rentang usia, 14 sampai 16 tahun. Perempuan semua," ujar Elza.

Driver Ojol Pelaku Pelecehan Pelajar SMP di Jaktim Ditangkap, Mengaku Sebelumnya Nonton Film Porno

Elza mengatakan ke delapan anak-anak tersebut perlu penanganan dari pihak terkait untuk menyembuhkan psikologis korban.

"Mereka perlu rehab dan tenangkan dirinya. Jadi ini tak sekadar masalah hukum, tapi lebih kepada masalah psikologi. Kita kerja sama dengan KPAI dan BNN (Badan Narkotika Nasional)," katanya.

Viral Video Pria Berjaket Ojol Lecehkan Bocah Perempuan, Diduga di Surabaya

Menurut Elza, masih banyak korban-korban pelecehan seksual lain yang belum muncul. Menurutnya korban pelecehan seksual yang dilakukan Gatot Brajamusti bisa mencapai ratusan pasalnya pelecehan seksual yang dilakukan Gatot sudah terjadi sejak tahun 2007 hingga 2015.

"Korbannya sangat banyak, lebih dari seratus. Karena tindakannya sudah dilakukan sejak 2007 sampai 2015. Mereka dilakukan seperti itu karena ada peran dari narkoba itu," katanya.

Ia mengimbau kepada korban yang pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan bisa melaporkan kepada pihak berwajib.

"Kami minta kepada masyarakat agar melaporkan jika ada yang menjadi korban GB lainnya, untuk ikut mengadukan. Kami ingin me-recovery mereka untuk masa depan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya