Yohana: Bagian Solusi, Ubah Cara Pandang Kita pada Pria

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise
Sumber :
  • Dokumentasi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

VIVA – Dalam banyak kasus kekerasan pada perempuan mayoritas pelakunya ialah laki-laki. Bahkan, tak jarang di antaranya orang terdekat, misalnya suami.

Kekerasan Pada Perempuan Masih Tinggi, Berbagai Pihak Lakukan Ini

Meski demikian, menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, laki-laki jarang dilibatkan dalam upaya mengakhiri kekerasan perempuan. Karenanya, Yohana mengatakan bahwa pelibatan laki-laki juga penting untuk memutus rantai kekerasan perempuan.

"Memberikan perhatian pada laki-laki juga menjadi hal yang sangat penting. Pada kasus kekerasan terhadap perempuan, kita tentunya sepakat, bahwa laki-laki menjadi bagian dari masalah, namun perlu juga disadari, bahwa laki-laki juga dapat menjadi bagian dari solusi," kata Yohana dalam konferensi pers Peringatan Hari Ibu, di Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.

Ini Upaya Pemprov DKI Tangani Kekerasan pada Perempuan dan Anak

Menteri Yohana juga mengatakan, selama ini masyarakat cenderung memposisikan kaum laki - laki sebagai pihak yang jahat. Hal tersebut justru akan semakin menjauhkan masalah kekerasan terhadap perempuan dari solusinya.

"Kita harus mengubah cara pandang kita terhadap laki-laki, dengan tidak melihat mereka sebagai akar masalah, namun melihat laki-laki sebagai bagian dari pemecahan masalah," kata Menteri Yohana

Angka Kekerasan Meningkat, Begini Terobosan Keren Komnas Perempuan

Sebelumnya, Menteri Yohana Yembise  juga menggelar Kegiatan Temu Masyarakat Adat Biak mengenai Pentingnya Pelibatan Laki-laki dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (He for She) di Distrik Biak Timur, Prov. Papua.

Dalam pertemuan itu, Kepala Kampung Solia, Distrik Biak Timur mengatakan bahwa kaum laki-laki tidak bisa memungkiri mengenai kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan, khususnya dalam kehidupan rumah tangga.

Ia berharap agar kegiatan "He for She" juga dapat diterapkan di dunia pendidikan, seperti dijadikan muatan lokal agar anak-anak sedari dini dapat mengetahui perannya masing - masing dengan baik.

"Hadirnya masyarakat dan tokoh adat Papua dalam membahas persoalan perempuan dan anak bertujuan untuk mencari solusi terbaik bagi masyarkat Papua, khususnya dalam rangka menyamakan persepsi kita bersama," tambah Yohana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya