Terapi Menari Bisa Ringankan Gejala Parkinson

Terapi dansa bagi para penderita parkinson di India
Sumber :
  • youtube

VIVA.co.id – Ternyata penderita parkinson bisa meringankan gejalanya dengan melakukan sebuah gerakan tarian.  Seorang guru tari tradisional dan kontemporer India bernama Hrishikesh Pawar (36) menciptakan sebuah tarian yang mampu mengurangi gejala bagi penderita parkinson.

Nampak Mirip, Ini Bedanya Parkinson dan Demensia

Awalnya, Pawar yang juga seorang petenis ini terinspirasi oleh kelompok tarian Mark Morris asal New York Amerika Serikat.

Bekerjasama dengan lembaga rehabilitasi orthopedi, Sancheti Institute for Orthopaedics and Rehabilitation, Pawar membuat sebuah kelas khusus tari untuk para penderita parkinson di India.

Kerap Ditinju Penyebab Muhammad Ali Derita Parkinson

Berjumlah 62 pasien, muridnya rata-rata berusia di antara 49 dan 86 tahun, yang memang usia rentan terserang penyakit Parkinson, yaitu kelainan neuro-degeneratif yang memengaruhi sistem motorik seseorang.

"Sembilan tahun lalu saat saya baru memulainya, kami hanya memiliki tiga siswa. Banyak yang tidak mendaftar karena mereka merasa malu dengan getaran dan tangan mereka yang berjejer, beberapa di antaranya tidak dapat mengatasi gagasan untuk mencoba berdansa pada usia 50 tahun, dan sebagian besar secara psikologis telah frustasi dulu dengan mencoba gerakan sehari-hari mereka," ujar Pawar dilansir dari laman Mid-Day.

Operasi Ini Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Parkinson

Sehingga ia mengaku membutuhkan banyak usaha pada saat pertama kali membuka kelas tersebut. Ia berusaha menasihati bukan hanya pasien, tapi juga pengasuh mereka tentang bagaimana tarian membuat para penderita parkinson nyaman dengan tubuh mereka. 

Selain membuka kelas, Pawar juga melakukan pendekatan dengan memberi edukasi soal parkinson lewat workshop. Workshop yang dilakukannya bukan hanya bagi pasien tapi juga keluarga pasien. Workshop yang terdiri dari 20 peserta itu juga dilengkapi dengan mendemokan gerakan-gerakan tarian.

"Sesi ini bukan hanya untuk pasien parkinson, tapi juga untuk keluarga pasien, praktisi tari dan terapis, untuk membantu mereka memahami kelainan ini dan melihat apa yang bisa kita bangun bersama," jelasnya.

Memperluas edukasinya, kelas parkinson tersebut akhirnya dibuatkan sebuah flm dokumenter untuk memperlihatkan gerakan latihan selama 67 menit. 

Pada April 2017 lalu, akhirnya pada ajang perayaan 'World Dance Day' film dokumentar tersebut diputar.

Tarian tersebut dimulai dengan gerakan sederhana dengan melipat jari telunjuk dan jempol sehingga membentuk sikap seperti burung merak. Setelahnya ia melakukan gerakan dengan merentangkan tangannya ke langit-langit dan menggabungkan telapak tangannya ke dalam pose sebuah gunung. 

"Untuk berada di atas panggung selama lebih dari satu jam adalah sulit, tapi mereka bisa mencapainya. Kami menggunakan backsound instrumental yang tidak biasa. Selain itu film dokumenter tersebut juga mencerminkan bagaimana kelas dansa telah memengaruhi mereka," kata Pawar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya