Siapa Bilang Permen Bikin Gemuk?

permen
Sumber :
  • fanpop
VIVAlife - Rasanya permen sudah menjadi konsumsi umum. Tak lagi menjadi makanan anak-anak tapi juga membius orang-orang dewasa. Berbagai olahan rasa pun diciptakan sebagai variasi. Meski bahannya tetap saja gula manis.
Hamil 2 Bulan, Calon Jemaah Haji di Makassar Batal Berangkat ke Mekah

Bahan ini yang kemudian menjadi momok bagi sebagian orang untuk mengonsumsinya. Rasa manis permen dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, hingga kegemukan.
Golkar Sebut Ridwan Kamil Pilih Maju Pilkada Jawa Barat

Namun penelitian terbaru mengungkap bahwa bahaya permen tidak mengerikan seperti dugaan sebelumnya. Dikutip Daily Mail, ahli diet Mary Murphy, dari Center for Chemical Regulation & Food Safety, Washington DC, mengatakan: "Kami tidak menemukan hubungan antara frekuensi konsumsi permen dan BMI (indeks massa tubuh) atau faktor risiko kardiovaskular pada orang dewasa."
Taspen Gandeng BPR DP Taspen Perluas Pelayanan Bagi Peserta

Temuan yang dipublikasikan dalam Journal Nutrition ini juga mengatakan jika orang-orang dewasa yang sering mengonsumsi permen (lebih dari tiga butir permen per minggu) tidak lebih berisiko kegemukan dibanding dengan mereka yang jarang mengonsumsi permen, yakni kurang dari tiga butir permen per bulan.

Survei ini dilakukan pada 5.000 orang Amerika selama tiga tahun. Menurut analisis US National Cancer Institute, permen hanya menyumbang sekitar 44 kalori per hari, atau hanya sekitar 2 persen dari total asupan kalori orang dewasa rata-rata. Sedangkan kandungan lemaknya hanya sekitar 3,1 persen dari total lemak jenuh yang boleh dikonsumsi. 

Permen menyumbang lebih sedikit kalori dibanding satu sendok teh gula tambahan yang biasa kita seduh bersama minuman. (eh)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya