Efek Buruk Hadiahi Anak Makanan

Ilustrasi pola makan anak
Sumber :
  • Pixabay/heikeschuchert

VIVA.co.id – Kekurangan gizi pada anak, bukan satu-satunya masalah besar terkait kesehatan buah hati. Kini, masalah kelebihan gizi pada anak juga menjadi masalah besar yang harus ditangani. Masalah ini membuat banyak anak mudah mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

20 Negara dengan Tingkat Stunting Tertinggi di Dunia, Indonesia Bersyukur

Jika anak sudah mengalami masalah berat badan, ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua. Menurut dr Reni Wigati, SpA, jangan mem-bully anak, karena ini akan berdampak pada psikologinya.

"Jika anak ini memendam, dia akan lari ke makanan," kata Reni saat acara Forum Ngobras di Jakarta, jelang akhir pekan..

Cara IDSurvey Dukung Penurunan Angka Stunting Anak Indonesia

Kemudian,  jangan biasakan anak makan sambil menonton televisi. Jika anak biasa makan sambil menonton, maka dia akan mengasosiasikan kegiatan menyenangkan dengan makan.

Hal ini disebabkan ketika makan sambil menonton, dia akan merasa kenyang dan kenyang membuat dia merasa senang. Karena itu pula ada yang disebut dengan comfort food, ketika kenyang semua hormon senang akan keluar.

Banyak Anak Konsumsi Makanan Kurang Bergizi, Ahli Sarankan Ibu Masak Sesuai Selera Buah Hati

"Jadi, kapan pun dia merasa senang, dia makan. Ini adalah salah satu contoh efek jangka panjang, ketika mencampuradukkan makan dengan main," kata Reni.

Ini pula yang sebaiknya membuat orangtua tidak menghadiahi anak dengan makanan terutama makanan manis, ketika anak berhasil melakukan sesuatu. Pola didik seperti ini, akan membuat anak selalu mencari makan ketika merasa senang.

"Ini asosiasi bawah sadar kita yang terbentuk karena kebiasaan. Makanya kita harus sama-sama waspada kebiasaan makan dengan perilaku yang baik demi mewujudkan status gizi anak yang lebih baik," kata Reni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya