Festival Meriam Karbit Jelang Idul Fitri

Festival meriam karbit
Sumber :
VIVAnews
Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil
- Budaya Melayu dan Dayak masih melekat di Kalimantan Barat,  terbukti dengan banyaknya tradisi maupun upacara adat di Pontianak, ibukota provinsi itu. Walaupun efek globalisasi kian terasa, pemerintah daerah beserta masyarakat Kalimantan Barat terus menjaga tradisi dan kebudayaan mereka.

2 Pria yang Buat Remaja Perempuan 16 Tahun Tewas di Hotel Jaksel Terancam 20 Tahun Bui

Salah satu tradisi itu adalah Festival Meriam Karbit di sepanjang Sungai Kapuas, sekitar jalan Imam Bonjol. Sangat mudah untuk menemukan tempat ini, karena lokasi akan berubah sangat ramai dengan dentuman suara meriam yang sangat keras hingga radius 5-10 km. Warga sekitar lokasi akan merasakan sedikit getaran akibat dentuman.
Netizen Korea Selatan Ingin Orang Ini Mundur Usai Kalah dari Indonesia U-23


Pada awalnya penyalaan Meriam Karbit dilakukan oleh Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri, yakni pendiri kota Pontianak untuk mengusir kuntilanak yang berada di sana agar daerah tersebut menjadi pemukiman warga. Kini tradisi penyalaan Meriam Karbit diubah menjadi Festival Meriam Karbit yang sering diadakan pada acara pemukulan beduk malam takbiran menjelang Idul Fitri. Selain itu juga sering diadakan lomba agar tradisi ini semakin meriah.


Meriam yang digunakan terbuat dari kayu yang sudah dibelah dua memanjang untuk diambil tengahnya kemudian disatukan kembali dengan ikatan rotan yang kuat. Kayu tersebut dibuat menyerupai meriam asli yang terbuat dari besi atau baja dengan diameter kayu sekitar 50 cm.


Bahan peledaknya tidak berbahan mesiu, namun menggunakan karbit (CaC2). Reaksi kimia membuat gas yang ditimbulkan oleh karbit bercampur air ini mudah disulut dengan api sehingga mengeluarkan dentuman yang cukup keras. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya